Puri Kauhan Ubud Luncurkan Buku dan Film Pendek Soal Pemuliaan Air Bali

17 Februari 2023, 21:46 WIB
Puri Kauhan Luncurkan Buku dan Film Pendek Soal Pemuliaan Air/ Tangkapan Layar /

TABANAN BALI - Yayasan Puri Kauhan Ubud meluncurkan tiga buku dan lima film pendek sebagai bagian dari Program Saraswati Sewana 2022 yang bercerita mengenai pemuliaan air serta pelestarian alam dan lingkungan Bali.

“Ini bagian dari rangkaian kegiatan Saraswati Sewana 2022 yaitu acara tahunan yang diadakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud,” kata Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana dalam Launching Buku dan Film Pendek Saraswati Sewana di The Club Djakarta Theater, Jakarta, Jumat.

Buku yang diluncurkan berjudul Toya Uriping Bhuwana Usadhaning Sangaskara atau Air Sumber Kehidupan Penyembuh Peradaban, Nyapuh Tirah Campuhan atau Jejak Peradaban Kuno DAS Oos dan Jaladhi Smreti atau Menelusuri Pelahuhan Kuno di Ketewel dalam Ingatan Masyarakat dan Catatan Kolonial.

Baca Juga: Percepat Kebijakan Pemerintah Peralihan Kendaraan Listrik, United Luncurkan Seri MX1200

Sedangkan lima film pendek yang akan dirilis di bioskop Bali pada awal Maret 2023 mendatang dan merupakan hasil kompetisi bertajuk Purwa Carita Campuhan berjudul Tonya Bindu, Boni Tari Rejang Pala (Buah), I Swarnangkara, Kacang Dari serta I Tundung.

Tonya Bindu merupakan sebuah cerita rakyat Bali yang diangkat dari sebuah tukad atau sungai di Denpasar yaitu Tukad Bindu yang menyimpan begitu banyak fungsi penting bagi kehidupan di Bali.

Boni Tari Rejang Pala (Buah) adalah salah satu tarian sakral yang diwariskan di Desa Nongan Karangasem yaitu setiap anak remaja di desa ini diwajibkan untuk menarikannya dengan gelungan atau hiasan kepala dan menggunakan buah buahan.

Baca Juga: Motor Listrik Gesits Masih Menunggu Kebijakan Insentif Pemerintah

Sedangkan I Swarnangkara terinspirasi dari Buku I Swarnangkara atau Si Penjaga Hutan yaitu berkisah tentang I Swarnangkara yang merasa ada yang mengikutinya dari balik pepohonan yaitu makhluk berbadan besar dengan rambut panjang dan mata merah.

Kacang Dari merupakan cerita rakyat dari Pujungan, Tabanan berkisah tentang wanita sebatang kara yang setiap hari hanya mencari kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hingga menemukan sebuah kacang bersinar.

I Tundung berkisah tentang seorang yang bertekad menjaga tanah, air dan hutannya yang tinggal di Desa Sangkan Gunung, Tenganan.

Baca Juga: Gempa M 6,6 di Maluku Hari Ini Buat Geger Warga, BMKG Beberkan Penyebabnya

Ari yang sekaligus merupakan Koordinator Staf Khusus Presiden menjelaskan seluruh cerita baik di buku dan film berkisah mengenai sumber daya alam (SDA) yaitu air yang di Bali menjadi sumber kehidupan dan peradaban.

Dalam hal ini pendekatan yang dipakai adalah pendekatan dari hulu sampai ke hilir jadi menceritakan air dari gunung sampai ke laut sebagai gambaran penghormatan masyarakat dalam menjaga air sebagai sumber kehidupan.

“Karena air sangat penting bagi kehidupan masyarakat Bali baik secara Sekala maupun Niskala,” ujar Ari.

Baca Juga: MA Al-Amin Tabanan Buka PPDB Beasiswa Prestasi Gratis Biaya Pendaftaran, Berikut Link Daftar

Secara Sekala artinya sesuai dengan realita kehidupan karena Bali mengalami krisis air namun saat bersamaan juga berlebihan air yang menyebabkan banjir sehingga harus dikelola dengan baik.

Secara Niskala artinya air sangat penting dalam ritual masyarakat Bali sehingga harus terus didorong seperti melalui pemuliaan air yang dilakukan dengan pendekatan kebudayaan dan ekonomi konservasi.

“Pada saat bersamaan itu bisa jadi potensi desa-desa wisata. Dengan desa-desa wisata yang hidup berbasis heritage dan alam akan menambah destinasi wisata di Bali sehingga tidak hanya di laut atau gunung tapi juga di sepanjang sungai,” jelas Ari.

Baca Juga: BMKG Ajak Masyarakat Panen Kumpulkan Air Hujan Antisipasi Kemarau Kering 2023

Peluncuran buku dan film itu diapresiasi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang menuturkan bahwa upaya Yayasan Puri Kauhan Ubud menjadi langkah untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Bali.

Menurutnya, buku dan film ini akan memupuk gerakan sosial dan kebudayaan untuk menjaga sejarah dan budaya Bali, melestarikan alam Bali serta menggaungkan nilai-nilai kebajikan bali bagi Indonesia dan internasional.

“Saya mengucapkan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pengurus Yayasan Puri Kauhan Ubud,” tegas Pratikno.

Baca Juga: PSIS Semarang vs Persis Solo, Pertandingan Tanpa Penonton di Stadion Jatidiri, Berikut Jadwal Kick Off

Tak hanya Pratikno, apresiasi turut disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga yang merupakan masyarakat asli Bali.

Bintang mengatakan, karya-karya tersebut akan sangat berguna dan bermanfaat tidak hanya bagi generasi kini namun juga generasi masa depan.

“Saya sebagai masyarakat Bali menyampaikan apresiasi setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya yang akan menjadi inspirasi generasi muda Provinsi Bali,” ujar Bintang.***

Editor: Aulia Nasri

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler