Langka, Seluruh Wilayah Indonesia Mengalami Fenomena Gerhana Bulan Total, Bisa Dilihat Mata Telanjang

- 26 Mei 2021, 19:13 WIB
screenshot foto pengamatan Gerhana Bulan Total (GBT) yang dilakukan BMKG wilayah III Denpasar Bali
screenshot foto pengamatan Gerhana Bulan Total (GBT) yang dilakukan BMKG wilayah III Denpasar Bali /MKG wilayah III Denpasar Bali

TABANANBALI.COM – Fenomena langka gerhana bulan total atau Super Blood Moon akan dapat dilihat di seluruh hampir wilayah Indonesia. Indonesia akan mengalami fenomena langit langka ini pada Rabu malam 26 Mei 2021 bertepatan dengan Hari Raya Waisak tahun 2565.

Dilansir BMKG seperti dikutip tim tabananbali.com gerhana bulan merupakan peristiwa terhalangnya sinar Matahari oleh Bumi. Sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan, dilihat dari Bumi.

Peristiwa tersebut salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan. Dan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Baca Juga: Ini Syarat Warga Korea Selatan Bisa Bebas Masker Mulai Juli 2021 Mendatang

Gerhana Bulan Total (BGT) terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal ini terjadi saat Bulan berada di umbra Bumi, yang berakibat, saat puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah (terkenal dengan istilah Blood Moon). Karena posisi Bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee). Maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut dengan Supermoon.

Gerhana Bulan Total karena terjadi saat bulan di Perigee (Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi),” rilis BMKG, Rabu 26 Mei 2021.

Baca Juga: 12 Tanama Hias yang Bikin Rumah Jadi Adem dan Diburu Karena Harganya Terjangkau

Fase-fase (proses) Gerhana Bulan Total:

  1. Fase (P1) Awal Gerhana Bulan mulai pukul 15.46.12 WIB, 16.46.12 WITA, 17.46.12 WIT yang melintas memotong Papua bagian tengah, sehingga pengamat di provinsi Papua dapat menyaksikan seluruh proses terjadinya Gerhana Bulan Total ini.
  2. Fase (U1) Gerhana Bulan Sebagian mulai pukul 16.44.38 WIB, 17.44.38 WITA, 18.44.38 WIT, melintas memotong Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara, sehingga pengamat di wilayah Indonesia Timur, Pulau Sulawesi bagian Timur dan Nusa Tenggara Timur dapat menyaksikan kejadian ini.
  3. Fase (U2) Gerhana Bulan Total mulai masuk pukul 18.09.21 WIB, 19.09.21 WITA, 20.09.21 WIT melintas memotong Provinsi Riau dan Sumatera Barat, sehingga seluruh pengamat di Indonesia dapat mengamati awal fase totalitas ini, kecuali di sebagian Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
  4. Fase Puncak Gerhana Bulan terjadi pukul 18.18.43 WIB , 19.18.43 WITA , 20.18.43 WIT, dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di sebagian kecil Riau, sebagian Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
  5. Fase (U3) Gerhana Bulan Total berakhir pukul 18.28.05 WIB, 19.28.05 WITA, 20.28.05 WIT melintas membelah Sumatera Utara, sehingga pengamat di seluruh wilayah Indonesia, kecuali sebagian Sumatera Utara dan Aceh, dapat menyaksikan fenomena ini.
  6. Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian berakhir pukul 19.52.48 WIB, 20.52.48 WITA, 21.52.48 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
  7. Fase (P4) Gerhana Bulan berakhir pukul 20.51.14 WIB, 21.51.14 WITA, 22.51.14 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Seluruh proses gerhana, sejak fase awal (P1) hingga fase akhir (P4) akan berlangsung selama 5 jam 5 menit dan 2 detik. Sedangkan proses gerhana totalnya, sejak awal fase total (U2), puncak total hingga akhir fase total (U3) akan berlangsung selama 18 menit 44 detik.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Pengadaan Masker Rp2,9 Miliar di Pemkab Karangasem Bali. Tim Penyidik Temukan Dokumen Penting

Halaman:

Editor: Aulia Nasri

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah