TABANAN BALI – Serial drama India yang berjudul Silsila semakin membuat penonton terkesan dengan keharmonisan keluarga Mauli dan Kunal.
Pada episode sebelumnya Dikisahkan bahwa Mauli dan Kunal medatangi acara konferensi dokter.
Namun Mauli harus meinggalkan Kunal terlebih dahulu karena urusn pekerjaan.
Siang itu Mauli pulang dari rumah sakit, ia disambut dengan tetangganya yang menanyakan menegani kepergiaan dirinya dan Kunal.
Baca Juga: Giaa Manek Romantis dengan Muhammad Nazim, Ankitbathla Mengatakan Sesuatu?
Mauli menjawab ia pergi untuk urusan pekerjaan dan ia harus pulang terlebih dahulu meninggalkan Kunal karena ada pasien yang mengalami gawat darurat di rumah sakit.
Tetangganya begitu heran dengan sikap Mauli yang meninggalkan suaminya sendiri. Seharusnya ia tidak melakukan itu.
Mauli berusaha menghindari obrolan tersebut, tapi ia tak kuasa.
Tiba-tiba nenek datang dan mengatakan bahwa sebentar lagi orang tua Mauli akan datang.
Ia harus menyiapkan beberapa makanan. Ia bergegas menyiapkan makanan untuk menyambut keluarganya yang mengunjungi Mauli.
Baca Juga: Gopi ANTV Hari Ini 22 Desember: Kokila Ancam Gopi Jangan Membela Paridhi Lagi
Mumma membantu Mauli menyiapkan makanan, sedangkan Kunal asyik bercengkerama dan menghibur nenek.
Mereka begitu menikmati suasana yang begitu ceria tersebut, Mumma mengajak Mauli foto selfie bersama.
Tak lama kemudian keluarga Mauli sudah sampai, Mauli membukakan pintu dan melepas kerinduan dengan memeluk ayah dan ibunya.
Kunal dan mumma juga menyambut kedatangan mereka.
Baca Juga: Balika Vadhu ANTV Hari Ini: Anandhi Kecewa Merasa Dikhianati, Jagdish Lemas Bertepuk Sebelah Tangan
Kunal memberikan salam dan hormat kepada ayah dan ibu mertuanya.
Ibu Mauli menanyakan pekerjaan Kunal, Mauli menjawab bahwa Kunal akan membuka klinik barunya.
Pun begitu juga Kunal juga membela istrinya, Ia mengatakan bahwa Mauli adalah dokter yang sangat disegani di rumah sakit tempatnya bekerja.
Tiba-tiba nenek menanyakan keberadaan adik mauli, Mayang. Ibu Mauli menjawab bahwa Mayang sedang memarkir mobilnya.
Nenek mengajak ayah mauli untuk bercengkerama dan menikmati wine bersama. Ibu Mauli dan mertuanya berbincang-bincang bersama.
Mayang tiba-tiba berada di belakang Kunal dan Mauli.
Ia melihat kaca mata Kunal yang ebrada di atas meja dan mengatakan bahwa kaca matanya dimiliki kakak iparnya begitu bagus.
Kunal memberikan kaca mata tersebut kepada adik iparnya.
Mauli mencegahnya, namun Kunal tetap bersikukuh memberikan kaca mata tersebut kepada Mayank.
ia merasa bahagia dan berterimakasih kepada Kunal. Mayank bertanya bagamana dengan akhir pekanya, Kunal menjawab Mauli bekerja saat libur akhir pekan.
Ibu Mauli kaget mendengar perkataan Kunal yang mengatakan Mauli tetap bekerja di hari liburnya.
Ia langsung menegur Mauli bahwa itu tidak patut dilakukanya. Ia menasehati anaknya walau bagaimanapun juga ia adalah seorang istri. Mauli harus sadar dengan kewajibanya.
Mauli mengambil sesuatu di kamar. Ibu mauli menghampirinya.
Ibu mauli mengatakan apakah Mauli megindahkan nasihatnya. Ia menegaskan dirinya adalah ibunya bukan musuhnya.
Mauli menjawab bahwa ia selalu mendengarkan kata-kata ibunya, namnun perkataan itu seringkali menyakiti hatinya.
Mauli menanyakan kemabli kepada ibunya, meangapa ia selalu menuntut Mauli agar segera memiliki anak.
Mauli menagtakan dirinya juga menginginkan kehadiran seorang anak, namun sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk itu.
Ibu Mauli mengatakan sekarang ini adalah waktu yang tepat bagi Mauli memilki seorang anak. Ia mengingatkan agar Mauli mengingat kembali umurnya.
Mauli mengelak, ia menegaskan bahwa dirinya adalah seorang dokter, ia tmengatakan, umur tidak terlalu berpengaruh terhadap itu.
Baca Juga: Gopi ANTV Hari Ini 22 Desember: Urmila Mengunjungi Tolu Molu, Radha Curiga
Mauli mengatakan ada hal yang lebih diprioritaskan ketika klinik Kunal mulai dibuka nanti.
Ibu Mauli Merasa bahwa Mauli terlalu egois dengan pekerjaanya. Ia lebih mementingka karir
dan pekerjaanya disbanding keluarganya. Mauli tersinggung dengan kata-kata ibunya.
Ayah Mauli masuk ke kamar dan melerai mereka berdua.
Ibu Mauli keluar dari kamar anaknya. ayah Mauli berusaha menenangkan Mauli dari kata kata ibunya yang terlalu menuntut dan membuatnya sakit. Ia memeluk dan mengusap air mata anaknya.***