TABANAN BALI - Harga minyak merosot pasca Amerika Serikat mangatakan akan meningkatkan pasokan minyak mentah di pasar, lebih banyak dari cadangan minyak strategis (SPR).
Harga minyak merosot lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Amerika Serikat mengatakan akan meningkatkan pasokan di pasar dengan melepaskan lebih banyak minyak mentah dari cadangan minyak strategis (SPR)-nya.
Minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret tergelincir 1,08 persen atau 1,4 persen, menjadi menetap di 79,06 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 1,03 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi ditutup pada 85,58 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Kedua harga acuan jatuh lebih dari dua dolar AS selama sesi, tetapi memangkas kerugian setelah data menunjukkan laju akselerasi paling lambat dalam indeks harga konsumen AS sejak akhir 2021.
Analis mengatakan data kemungkinan akan membuat Federal Reserve pada jalur kenaikan suku bunga moderat.
"Suku bunga sekarang berada pada titik di mana setiap 25 basis poin penting dan bisa menjadi perbedaan antara soft landing dan resesi," kata analis OANDA Craig Erlam dalam sebuah catatan.