TABANANBALI - Tri Sandya adalah sembahyang tiga waktu yakni pagi, siang, dan sore. Jika merujuk pada ketetapan Maha Sabha VI tahun 1991 menugaskan kepada pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat untuk menyebarluaskan teks Tri Sandya yang telah disempurnakan itu.
Tri Sandya berasal dari kata Tri dan Sandya, Tri berarti tiga. Sandya berasal dari urat kata sam dan dhi. Sam berarti berkumpul, baik, sempurna, dan dhi berarti pikiran.
Jadi Sandya berarti memusatkan pikiran kepada Tuhan. Sandya dapat pula diartikan berkonsentrasi secara sungguhsungguh dan sempurna kepada Tuhan.
Untuk memusatkan pikiran kepada Tuhan tugas kita adalah mengendalikan kewajiban. Dan, agar proses pengendalian ini berhasil, kita harus mengatasi hambatan yang ditimbulkan oleh Tri Guna (sattwa, rajas, tamas).
Kita harus sekuat mungkin bertahan dari tarikan dan desakan alami Tri Guna dengan jalan berserah kepada-Nya. Inilah kewajiban kita yang pertama dalam perjuangan mendekatkan diri dengan Tuhan.
Baca Juga: Live Streaming Ikatan Cinta 6 Agustus 2021: Elsa Mendekam di Penjara, Al dan Andin Bahagia
Dikutip akun instagram @filasafat_hindu oleh tim Tabananbali.com menyebut didalam Ramayana (1.23.2) Sri Rama mempratekkan Sandhya untuk memberikan contoh kepada umat manusia. Pada Mahabrata (5.82.21), ada referensi tentang Sri Krsna melakukan Sandhya.
Lalu seberapa pentingkah Tri Sandya sehari-hari. Dalam Manava-Dharmasastra (2.102). Ia di waktu subuh mengucapkan Savitri (Gayatri) akan menghapus dosa yang dilakukan selama malam sebelumnya.