Network
TABANAN BALI - Setiap perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram, umat muslim umumnya menyiapkan menu hidangan khas berupa bubur suro.
Bubur Suro lebih dikenal masyarakat Jawa sebab merupakan tradisi yang sudah mengakar.
Cara membuatnya cukup mudah. Setelah semua bahan siap tinggal memasaknya kemudian disantap saat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H, 10 Agustus 2020.
Baca Juga: Kepercayaan Umat Hindu Saat Pujawali Batara Rambut Sedana di Bali
Seperti dikutip Tabanan Bali.com dari Berita DIY, Bubur Suro bukanlah sesajen yang bersifat animistik, kehadiran Bubur Suro bisa ditafsirkan sebagai uba rampe atau alat untuk memaknai datangnya tahun baru atau 1 Suro.
Awalnya bubur ini dihadirkan untuk memeringati hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram. Kalender Jawa yang diterbitkan Sultan Agung kala itu mengacu pada kalender Hijriah.
Bubur Suro dalam tradisi masyarakat Jawa memiliki filosofi yang mendalam, mulai dari kehadirannya pada 1 Suro hingga lauk pauk yang digunakannya. Itu sebagai lambing rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas berkaj dan rezeki yang melimpah.
Baca Juga: Live Streaming Ikatan Cinta 10 Agustus 2021: Diintrogasi Polisi, Elsa Ungkap Fakta Pembunuhan Roy
Bubur Suro terbuat dari beras yang dimasak dengan aneka bumbu dan rempah tradisional seperti serai, daun salam, santan sehingga cita rasanya gurih.
