Ternyata Penyakit Ini Penyebab Kematian Nomor Tiga Di Dunia: Peneliti Ungkap Fakta Mengenai Studi Terbarunya

- 28 Januari 2022, 12:08 WIB
Ilustrasi - HIV Aids Virus Disease, Ternyata Ini Penyebab Kematian Nomor Tiga Di Dunia: Peneliti Ungkap Fakta Mengenai Studi Terbarunya
Ilustrasi - HIV Aids Virus Disease, Ternyata Ini Penyebab Kematian Nomor Tiga Di Dunia: Peneliti Ungkap Fakta Mengenai Studi Terbarunya /Karawangpost/Pixabay/madartzgraphics

TABANAN BALI – Berikut Penyebab kematian nomor tiga dunia yang belum banyak
diketahui. Peneliti ungkap fakta mengenai studi terbarunya.

Kematian memang akan dialami oleh semua makhluk hidup yang bernyawa, tak terkecuali manusia.

Kematian pada manusia dapat dilatarbelakangi oleh berbagai hal, seperti penyakit,
kecelakaan, malfungsi organ tubuh, dan lain sebagainya.

Baru-baru ini peneliti mengungkap Penyebab kematian terbesar nomor tiga di dunia.

Baca Juga: Resep Obat Tradisional Kecubung: Dapat Menghilangkan Ketombe Hingga Mengobati Kaki Terkilir

Menurut studi yang telah dilakukan, penyebab kematian nomor tiga di dunia diakibatkan karena resistensi antibiotik pada tubuh manusia.

Peneliti melihat bahwasanya resistensi antibiotik memang menjadi permasalahan serius di masa depan.

Fakta mengungkapkan, penyebab kematian pada tahun 2019 diakibatkan oleh resistensi antimikrobia bakteri dengan total 4,95 juta kematian.

Data ini mengungkap bahwasanya penyebab kematian nomor tiga di dunia memang diakibatkan oleh resistensi antibiotik.

Resistensi antibiotik merupakan salah satu jenis dar resistensi obat-
obatan yang terjadi pada mikroorganisme, ketika mikroorganisme tersebut memiliki kemampuan menahan efek antibiotik.

Baca Juga: Resep Obat Tradisional Cincau Rambat: Dapat Mengobati Hipertensi Hingga Radang Lambung

Sejak Alexander Fleming menemukan antibakteri dalam jamur penicilium pada tahun 1928 yang dapat mencegah kematian akibat semak mawar ataupun gonore.

Sejarah mengungkapkan pengobatan dengan memanfaatkan antibakteri menjadi penemuan terbesar dalam sejarah umat manusia.

Namun faktanya, bakteri memang sudah mengembangkan resistensinya terhadap antibiotik bahkan sebelum manusia memanfaatkanya.

Hal yang lebih mengejutkan lagi, bakteri merupakan sebuah senjata biologis yang berevolusi secara alami untuk peperangan antar mikroba.

Penggunaan antibiotik yang sama secara terus-menerus memberikan bakteri kesempatan untuk beradaptasi lebih cepat, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah infeksi yang tidak lagi merespons antibiotik tradisional.

Baca Juga: Resep Obat Tradisional Kunyit: Dapat Menyembuhkan Diare Hingga Nyeri Haid

Semakin banyak spesies bakteri yang tidak merespon antibakteri, semakin banyak pula pasien yang menyerah pada infeksi yang resisten.

Peneliti mengungkapkan bahwa semakin tahun semakin banyak orang yang meninggal akibat resistensi bakteri disbanding HIV/AIDS ataupun
malaria.

Para peneliti menganalisis data dari 23 spesies bakteri yang berbeda termasuk diantaranya E.coli, S.pneumoniae dan S.aureus serta 88 kombinasi obat mikroba dari 204 negara.

Hal ini mencakup 471 juta catatan infeksi, yang kemudian digunakan peneliti untuk membuat model statistik untuk memperkirakan skala resistensi mikrobia.

Baca Juga: Resep Obat Tradisional Pegagan: Dapat Menyembuhkan Hipertensi Hingga Meluruhkan Air Seni

Tim peneliti membuat dua skenario yang kontrafaktual.

Pertama, semua infeksi yang resisten terhadap obat diganti dengan yang tidak ada infeksi. Kedua, tim peneliti mengganti semua infeksi yang resistan terhadap obat dengan infeksi yang rentan terhadap obat.

Yang dijelaskan peneliti di sini mengarah pada perkiraan kematian yang terkait dengan resitensi antimikrobia.

Tim peneliti menyimpulkan bahwa pada tahun 2019 terdapat4,95 juta kematian terkait dengan infeksi bakteri yang resistan terhadap obat, di mana 1,27 juta kematian secara langsung disebabkan oleh resistensi antimikroba – beban besar di semua wilayah dunia.

Tetapi terutama berdampak pada masyarakat berpenghasilan rendah dan negara berkembang.

Resistensi antimikrobia menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah stroke.

Baca Juga: Resep Obat Tradisional Pegagan: Dapat Menyembuhkan Hipertensi Hingga Meluruhkan Air Seni

Dikutip Tabanan Bali dari artikel yang dipublikasikan oleh Science alert, Ekonom Kesehatan University of Washington, Chris Murray yang juga ikut serta dalam penelitian terbaru ini mengungkapkan hasil penelitiannya.

“Penelitian sebelumnya telah memperkirakan 10 juta kematian tahunan akibat resistensi antimikroba pada tahun 2050, tetapi sekarang kita tahu dengan pasti bahwa kita sudah jauh lebih dekat dengan angka itu daripada yang kita duga," ungkapnya.

"Kita perlu memanfaatkan data ini untuk tindakan yang benar dan mendorong inovasi jika kita ingin tetap terdepan dalam perlombaan melawan resistensi antimikroba,” kata Chris Murray.

Ancaman resistensi antimikroba telah lama ditandai. Dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi resistensi antimikroba yaitu dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, pengawasan yang lebih baik, diagnostik yang lebih baik, penggunaan antibiotik yang lebih rasional, akses ke air bersih dan sanitasi.***

Editor: Fredja Putri

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah