TABANANBALI.COM – Potensi gempa bumi M 8,7 SR dan tsunami yang diprediksi BMKG pusat terhadap wilayah Jawa Timur (Jatim) dan sekitarnya. Kemudian BMKG mengingat kesiapsiagaan dan mitigasi bencana dalam menghadapi skenario terburuk kepada pemerintah daerah dan Provinsi Jawa. Rupanya wilayah Jatim memiliki beberapa catatan sejarah penting terkait dengan kegempaan dan tsunami.
Salah satu misalnya Kota Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur memiliki sebuah sejarah kelam yang masih diingat masyarakat sampai sekarang. Yakni peristiwa Jumat Pon. Peristiwa tersebut sebuah bencana alam tsunami yang terjadi pada Jumat, 2 Juli 1994, atau tepat 27 tahun yang lalu.
Peristiwa tersebut sampai saat ini masih membekas di masyarakat Blambang Banyuwangi. Jika kembali mengulik. Ada beberapa hal yang sangat menarik untuk dibahas dan menjadi catatan sejarah.
Seperti diceritakan rombongan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) yang berkunjung ke Banyuwangi. Mereka yang menemui berapa warga Banyuwangi yang merasakan kejadian tsunami tahun 1994. untuk mencari sumber sejarah peristiwa tsunami tersebut
Salah salah Warga Dusun Pancer bernama Yasin saat ditemui BNPB. Yasin mengaku kala itu tsunami menerjang kampung halamannya pada pukul 2.00 WIB, hari Jumat 2 Juli 1994. Warga kala itu belum tahu nama dari tsunami. Warga kampung menyebutnya Banyu Lampeg.
"Banyu Lampeg itu datang begitu cepat, orang sini masih belum tahu apa itu tsunami. Orang kala itu teriak 'segarane banjir!. Korban berjatuhan," kenang Yasin, dengan kejadian kala itu seperti ditulis dalam situs BNPB dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com.
Nah baru di tahun 2004 warga Desa Pancer mengenal istilah tsunami setelah adanya peristiwa tsunami Aceh tahun 2004.
Lanjut Yasin kembali, saat tsunami yang menerjang wilayah pesisir Banyuwangi. Pemerintah daerah belum siap secara penanggulangan bencana. Selain karena minim SDM juga masih dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto.