Janes pertama kali diberitahu oleh seorang sumber di Singapore Airshow 2018 bahwa TNI AU telah menunjuk GMF AeroAsia, anak perusahaan maskapai nasional Garuda Indonesia, untuk bantuan studi mendalam tentang kemampuan pengisian bahan bakar udara Indonesia.
Adapun di antara hal-hal yang ditelaah dalam studi tersebut adalah life cycle cost, kemampuan lokal dalam memelihara badan pesawat, kesesuaian metode pengisian bahan bakar dengan armada pesawat TNI AU, dan interoperabilitas dengan aset TNI AU yang ada.
Baca Juga: Bali Siap Buka Pintu Pariwisata Internasional Juli Mendatang
Sebagai bagian dari temuannya, TNI-AU dan GMF AeroAsia merekomendasikan agar tanker baru dilengkapi dengan metode pengisian bahan bakar udara probe-and-drogue dan flying boom, menurut laporan Janes.
Sebelum studi bersama dengan GMF AeroAsia, TNI AU telah melakukan studi pendahuluan sendiri membandingkan Airbus A330 Multi Role Tanker Transport (MRTT), Boeing KC-46A Pegasus, dan Ilyushin Il-78.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai 418,0 miliar dolar AS atau sebesar Rp5.935 triliun per akhir April 2021. ***
Sumber : Janes.com