Penyebab Tingginya Belanja Negara, Sri Mulyani Pangkas Subsidi Energi 33 Persen Tahun 2023

- 18 Agustus 2022, 10:45 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan, Selasa 16 Agustus 2022
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan, Selasa 16 Agustus 2022 /

TABANAN BALI – Rancangan anggaran pembelanjaan negara diketahui lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan negara di tahun 2022.

Tingginya pengeluaran untuk belanja negara tersebut diakibatkan karena alokasi dana yang dikhususkan untuk subsidi energi di saat harga minyak dunia berangsur naik di tahun 2022.

Dikuip Tabanan Bali berdasarkan hasil konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023 oleh kementrian keuangan Republik Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan memangkas alokasi anggaran untuk subsidi dan kompensasi energi sebesar 33 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023.

Baca Juga: Peletakan Batu Pertama Pembangunan IKN oleh Jokowi Diagendakan Akhir Agustus 2022

Diketahui berdasarkan pemaparan yang disampaikan menteri keuangan tersebut, Pemerintah melalui Kemenkeu akan memberikan subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 336,7 triliun di tahun 2023. Nilai tersebut sepertiga jauh lebih kecil jika dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 126 Triliun.   

“Subsidi dan kompensasi Rp336,7 triliun. Artinya harga minyak relatif lebih rendah 90 dolar AS per barel. Kurs diperkirakan dalam situasi relatif lebih baik dibanding situasi sekarang volatile,” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RAPBN 2023, Rabu, 17 Agustus 2022 .

Sri Mulyani menuturkankan, alokasi subsidi dan kompensasi untuk energi turun karena prediksi harga komoditas terutama minyak dunia diramal mulai stabil meskipun nilai tukar rupiah masih akan bergejolak.

Baca Juga: Rasa Bangga Abah Lala, Lagu Ojo Dibandingke Sukses Menghibur Hadirin di Istana

"Penggunaan volume BBM bersubsidi harus dikendalikan sebab kalau tidak maka berpotensi melewati anggaran subsidi dan kompensasi tahun ini Rp502,4 triliun,” sambungnya.

Halaman:

Editor: Aulia Nasri

Sumber: Kementerian Keuangan RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x