Tidak Sekedar Diungkapkan, Ini Makna dan Keutamaan Amor Ring Acintya dalam Hindu

8 Agustus 2021, 11:51 WIB
Makna dan Keutamaan Amor Ring Acintya dalam Hindu. /Tim Tabananbali.com/

TABANANBALI – Ungkapan Amor Ring Acitya sudah kerapa kali didengar dalam kehidupan sehari-hari di Bali. Ungkapan tersebut dilontarkan ketika ada orang yang meninggal dunia.

Atau biasanya sering kali juga kita dengan masyarakat Pulau Dewata Bali mengungkapkan “Dumogi Amor Ring Acintya”.

Baca Juga: ZODIAK HARI INI Minggu 8 Agustus 2021, Hubungan Scorpio Tak Harmonis Libra Penuh Kejutan

Namun tahukah anda ungkap Amor Ring Acitya ternyata memiliki makna yang cukup dalam.

Dari berbagai sumber yang berhasil dirangkum tim Tabananbali.com. Amor berarti bersatu atau menghilang, atau menuju kedalam situasi ketiadaan atau tidak tampak. Sementara Acintya berarti tidak tersentuh oleh pikiran.

Baca Juga: Ini Penjelasannya, Dalam Situasi dan Keadaaan Apa Umat Hindu Boleh Mengkonsumsi Sapi

Jadi Dumogi Amor Ring Acintya adalah semoga menyatu dengan yang mahasuci yang maha tidak terpikirkan atau semoga bersatu dalam ke Dewataan Tertinggi (Acintya).

Amor ring Acintya tidak lain cita-cita kemanusiaan terdalam ajaran Siwa, Buddha dan Hindu pada umumnya, yang kita kenal sebagai pencapaian Moksa atau Nirvana.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri SCTV Malam Ini, Fajar Balas Dendam Hingga Pasha dan Friska Batal Tunangan

Nah di Bali sendiri kita mewarisi lontar-lontar berbahasa Jawa Kuno yang menjadi panduan dalam meningkatkan kualitas diri kita menuju jiwa yang orisinil.

Lontar-lontar tersebut antara lain: Aji Kadyatmikan, Aji Kamoksan, Aji Putus, Dharma Sunya, Dharma Patanjala, Wṛhaspatitattwa. ‘Amor ring Acintya’ di dalam lontar-lontar tersebut mempunyai padanannya yaitu: sūksma dan śūnya.

Amor ring Acintya adalah tujuan tertinggi semua naskah-naskah tersebut.

Baca Juga: PUPR Target Bendungan Sidan, Badung, Rampung Tahun 2023, Pengerjaan Kontruksi Capai 76,7 Persen

Di salah satu naskah tersebut, yaitu Wṛhaspatitattwa, disebutkan dalil asal muasal kita harus kita pahami jika kita ingin kembali ke asal muasal kita, alam kedewataan.

Logikanya: Jika mau sampai tujuan kita harus mengenal jalan. Jika kita mau ke asal muasal kita, bagaimana kita sampai ke asal jika tidak mengerti prinsip asalmuasal kehidupan? Bagaimana tidak mengenal jalan berharap sampai di tujuan? Langkah-langkah dalam lontar-lontar di Bali disebutkan.

Baca Juga: Arya Saloka Umumkan Pamit Dari Sinetron Ikatan Cinta RCTI, Ini Alasannya

Pertama mengenal prinsip tattwa atau prinsip penciptaan dan asal muasal. Kedua mengenal jalan, selanjutnya menempuh jalan, dan dijalani dengan penuh ketulus-ikhlasan ketika menempuh jalan.

Disebutkan, setelah tahapan-tahapan itu terjalankan dengan kesempurnaan baru kemungkinan sampai tujuan (Amor Ring Acintya)

Dalam buku Samsara Perjalan atman juga dijelaskan bahwa Faktor kunci di alam kematian adalah samskara kesan-kesan pikiran kita sendiri.

Baca Juga: 3 Cara Usir Nyeri Pasca Sembuh dari Covid-19

Perjalanan atma di alam kematian digerakkan oleh energi yang sama dengan energi yang membentuk pikiran. Kecenderungan pikiran yang negatif saat kematian akan membawa kita menuju alam-alam yang gelap dan sebaliknya kecenderungan pikiran yang positif saat kematian akan membawa kita menuju alam-alam yang terang.

Baca Juga: Jerinx SID Diperiksa di Polda Metro Jaya Jakarta Besok Senin 9 Agustus 2021

Karena lapisan badan kita di alam kematian digerakkan oleh bahan-bahan energi yang sama dengan yang membentuk pikiran kita.

Sehingga setelah mati kita kemudian akan tinggal atau pergi terbawa pada salah satu alam-alam halus yang paling sesuai dengan kualitas dan kecenderungan pikiran kita sendiri.

Dengan kata lain, faktor paling menentukan dalam menyambut kematian adalah bagaimana evolusi keadaan bathin kita semasa kehidupan dan keadaan bathin kita di menit-menit dan detik-detik terakhir ketika kehidupan kita akan berakhir.

Baca Juga: 6 Jenis Olahan Minuman Penambah Imun, Salah Satunya Teh Talua

Itulah yang akan sangat menentukan kita akan pergi kemana. Mereka yang saat kematian tidak siap, penuh ketidakrelaan karena keterikatan duniawi, penuh rasa sakit, takut, ragu, bingung, melawan.

Apalagi dalam sifat kejam tanpa welas asih, dalam kemarahan-kebencian, sangat mungkin nantinya pada proses kematian akan memasuki perjalanan yang gelap.

Baca Juga: Siapa sih Jerinx SID? Berikut Biodata Lengkap Musisi Bali Top Nasional

Inilah sesungguhnya yang dimaksud dengan kematian salah pati. Sebaliknya, kalau di menit-menit dan detik-detik terakhir ketika kehidupan berakhir, kita mengalami kedamaian bathin, sangat mungkin nantinya pada proses kematian akan memasuki perjalanan yang terang.

Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing dan Babi, Minggu 8 Agustus: Jaga Pola Makan Minuman, Bisa Berdampak Buruk

Dan yang paling baik [kalau memungkinkan] tentunya kita bisa amor ring acintya, menyatu dengan yang mahasuci yang maha tidak terpikirkan. Jiwa yang sudah terbebaskan jivan-mukti akan seketika mengalami moksha pembebasan sempurna. ***

Editor: Aulia Nasri

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler