Forum LK II HMI, Bedah Poros Kekuatan Maritim Indonesia di Mata Dunia

- 9 Juni 2021, 19:59 WIB
Sekjen Partai Hanura Gede Pasek Suardika di Forum LK II HMI Cabang Singaraja
Sekjen Partai Hanura Gede Pasek Suardika di Forum LK II HMI Cabang Singaraja /Genta Sugiwa/Tim tabananbali.com

TABANANBALI.COM - Mengatasi problem krusial mengenai konflik laut China Selatan di tengah Pandemi Covid-19 tentu tidak semudah dalam membalikan telapak tangan.

Hal ini disampaikan secara langsung Gede Pasek Suardika yang juga Sekjen Partai Hanura ketika memberikan materi dalam Forum LK II HMI Cabang Singaraja bertema, “Indonesia Sebagai Kekuatan Poros Maritim Dunia”.

Gede Pasek Suardika menyebut perlu diketahui poros maritim dunia didasarkan pada tinjauan terhadap posisi strategis Indonesia yang memiliki lokasi di pusat perairan Asia Pasifik yang juga dikenal sebagai pusat komersial maritim.

Baca Juga: Waspada Peretasan Data Pribadi WhatsApp, Pakar Siber: Pengguna Harus Aktifkan Verifikasi Dua Faktor

Pembentukan poros maritim tidak hanya bertujuan untuk menjawab kebutuhan di tingkat domestik dan regional, tetapi juga tantangan dari dunia internasional mengenai pentingnya keberadaan jalur perdagangan dengan memanfaatkan jalur laut.

Meksi demikin ternyata terdapat ancaman dari sisi keamanan terhadap poros maritim. Hal tersebut terlihat dari peningkatan ancaman keamanan yang terjadi terhadap kapal niaga di Kawasan Laut Sulu-Sulawesi yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Filipina.

“Termasuk ancaman rivalitas antara Tiongkok dan Amerika yang terjadi di Laut China Selatan di tengah pandemi global Covid-19. Sikap konfrontatif AS dan klaim wilayah maritim yang dilakukan Tiongkok ini berdampak terhadap kedaulatan Indonesia dalam melanjutkan pembangunan dan konektivitas maritime,” papar pria yang akrap di sapa GPS, Rabu 9 Mei 2021.

Baca Juga: Demi Modifikasi Sepeda Motornya, Remaja Ini Nekat Curi Pratima di Sejumlah Pura di Badung, Bali

Lalu dimana posisi Indonesia. Pasek menilai Indoensia perlu mengembangkan dua pendekatan diplomasi maritime. Yakni soft maritime diplomacy melalui kerangka kerja sama dan persuasi dengan berbagai negara dalam pertemuan internasional.

“Kemudian tersebut dapat dilakukan dengan hard power diplomacy melalui tindakan tegas terhadap pelanggaran ilegal yang terjadi di wilayah laut Indonesia,” ucapnya.

Halaman:

Editor: Aulia Nasri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah