Upaya unsur Skala dalam hal ini yakni masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan pengrusakan terhadap alam semesta sehingga berpotensi terjadinya bencana. Disini masyarakat dihimbau dan umumya didukung oleh perarem atau aturan adat dengan resko saksi adat bagi yang melanggar.
Sementara unsur niskala, umumnya ditempuh oleh masyarakat Bali dengan melakukan sarana upacara keagamaan sehingga bencana tidak terulang lagi berikut memohon keselamat bagi masyarakat.
“Ada dua acara bagi masyarakat Bali cara mengatasi yakni skala dan niskala. Secara folisifis juga masyarakat Bali ‘a ware’ peduli dengan lingkungan dan telah dikemas dalam bentuk kenyakinan kenyakinan untuk menjaga kelestarian hutan,” tegas Tokoh Puri Ubud ini.
Baca Juga: Kelompok Tani Babahan Gandeng TNI Kembangkan Budidaya Lebah Madu
Cok juga menyebutkan bahwa ada istilah ‘wana kertih’ yang merupakan bagian dari visi dan misi Pemprov Bali sebagai bagian dari upaya menjaga hutan.
Dan misalkan terjadi gempa dan lainhya, maka mereka sudah berpikir untuk mengantisipasi hal itu dalam bentuk membanguan bangunan yang kuta dan tahan gempa.
Upaya pemerintah juga dilakukan dengan upaya langkah-langkah darurat seperti melakukan evakuasi terjadap warga terdampak di kawasan radius terdekat.
Kawasan terdampak bencana dan kita ambil darurat seperti penyedian berbagai kebutuhan selama bencana seperti selimut dan tenda dll
Karena ditunjang dengan sejumlah kearian lokal di Bali tersebut, Cok Ace juga menyatakan optimismenya akan ajang GPDRR (Global Platform For Disarter Risk Reduction) yang akan digelar tahun 2022 mendatang berjalan dengan sukses.