TABANAN BALI – Secara etimologi asal kata Muspa adalah Puspa yang berarti sekar, kembang, dan bunga. Dari asal kata tersebut Muspa adalah sembahyang dengan menggunakan bunga atau kembang yang dalam keseharian Umat Hindu di Bali lebih mengenal dengan istilah Mebakti.
Sementara itu dalam Bhagawad Gita IX.26 menjelaskan puspa menjadi salah satu benda alam terpilih sebagai sarana persembahan utama. Selain patram daun phalam buah dan toyam air. Saat sembahyang umat Hindu di Bali sering disebut muspa.
Baca Juga: Ini Makna dan Penjelasan Padmasana Berbentuk Kursi Kosong Menurut Hindu
Muspa dilakukan dengan sikap amusti karana menyatakan sepuluh jari jemari di ubun-ubun. Ujung katupan jari menjepit bunga harum berwarna-warni.
Muspa sesunggunya tak sekadar mencakupkan tangan berisi bunga di atas ubun-ubun. Lebih-lebih jari dihias cincin emas permata mulia dan gelang emas yang menggelayut. Muspa bukanlah mengutamakan penampilan fisik atau kemewahan.
Muspa sebuah simbolisasi pangringkes dewa pencarian Tuhan ke seluruh semesta, namun dilakukan dengan menyelami diri. Mungkin dapat dianalogikan seperti melacak tempat melalui sebuah globa.
Saat melakukan Muspa, kesatuan sepuluh jari sebagai lambang penyatuan dasendria dalam diri. Adapun dasendria yakni Srotendria, indria pada telinga sebagai rangsang pendengar, Twakindria, indria pada kulit sebagai rangsang peraba. Lalu kemudian lantukan Mantra Tri Sandhya.
Maka ketika melaksanakan Muspa perlu berlandaskan kesadaran untuk menjadi diri sebagai puspa persembahan. Mempersembahkan puspa hati yang tak digerogoti ulat-ulat iri hati yang tidak dihisap kumbang-kumbang kedengkian.