Dari berbagai sumber yang dikutip tim Tabananbali.com berikut filosofi buah kepala (nyuh) gading yakni:
- Bungkak nyuh gading sebagai simbol untuk nyomya kekuatan Sad Ripu atau sifat keraksasaan.
- Bungkak nyuh gading sebagai simbol kekuatan toya (air) sukla.
- Bungkak nyuh gading sebagai simbol kekuatan Tirtha Mahamerta (Tirta Dewa Siwa).
- Bungkak nyuh gading sebagai simbul atau niasa kekuatan Dewa Wisnu.
Merujuk pada filosofis diatas dapat disimpulkan bahwa kelapa adalah simbul dari para Dewa. Kelapa bungkak nyuh gading biasanya digunakan dalam upacara seperti.
Baca Juga: Hati-hati ! Presiden Jokowi Ingatkan Daerah Ini Waspadai Peningkatan Kasus Positif Baru
Upacara Manusa Yadnya terutama pada banten Durmanggala, pada saat upacara metatah sebagai tempat potongan gigi.
Bungkak nyuh gading dipakai sebagai sarana melukat sebab seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa bungkak nyuh gading sudah dipercayai sebagai simbol atau lambang kekuatan suci Ida Bhatara Wisnu. Bahkan diyakini sebagai kekuatan tirtha Mahamerta (Siwa Titha).
Baca Juga: Hati-hati ! Presiden Jokowi Ingatkan Daerah Ini Waspadai Peningkatan Kasus Positif Baru
Nah ini berbagai upacara yang digelar umat Hindu menggunakan buah kepala gading.
- Upacara Rsi Yadnya terutama pada banten Prayascita.
- Upacara Pitra yadnya terutama pada adegan saat upacara ngaben, banten Diyus kamaligi.
- Upacara Dewa yadnya, diantanya pada upakara/banten prayascita, banten mulang dasar bale dan mulang dasar bangunan suci.
Selain memiliki makna tersendiri tentunya jenis kelapa yang digunakan dalam upacara sering berbeda dari yang satu dengan yang lain. Adapun kelapa tertentu yang memiliki fungsi khusus dalam sebuah upacara Hindu yakni:
Jenis-jenis kelapa yang sering digunakan dalam upacara Hindu.