Network
TABANAN BALI - Epilepsi merupakan penyakit neurologis klinis yang ditandai dengan adanya kejang berulang kali, dengan interval lebih dari 24 yang mana bukan disebabkan aktivitas sel syaraf yang berlebihan.
Dikutip Tabanan Bali berdasarkan karya ilmiah yang berjudul faktor-faktor risiko terjadinya epilepsi pada anak di RSUD dr. Moewardi, Jum’at 26 November, epilepsi merupakan gangguan syaraf pusat yang dicirikan dengan terjadinya serangan yang bersifat spontan dan berkala.
Baca Juga: Ini Keajaiban Jika Minta Maaf ke Orang Tua, Ustadz Dhanu: Suami Istri Wajib Melakukannya
Kejang yang terjadi pada penderita epilepsi terjadi akibat lepasnya muatan listrik yang berlebihan di sel neuron syaraf pusat. Lepasnya muatan listrik di otak dapat disebabkan oleh adanya kelainan dan penyakit pada otak.
Menurut data yang dipublikasikan International League Against Epilepsy (ILAE) pada tahun 2016, diperkirakan penderita epilepsi di dunia mencapai 60 juta orang. Diperkirakan jumlah penderita epilepsi lebih banyak di negara berkembang.
Di Indonesia sendiri diperkirakan jumlah penderita epilepsi sebanyak 1,5 juta jiwa dengan prevalensi 0,5 – 0,6 persen dari total jumlah penduduk yang ada di Indonesia.
Ditinjau dari sisi medis, epilepsi dapat disebabkan pada anak karena faktor riwayat keluarga yang menderita epilepsi, kelahiran premature, kejang demam kompleks dan trauma kepala.
Sedangkan ditinjau dari sisi non medis khususnya akhlak, epilepsi pada anak dapat disebabkan karena kesalahan yang dilakukan oleh orang tuanya.
