Niat Puasa Sunah Asyura dan Tasua di Bulan Muharram, Bahasa Arab, Latin dan Terjemahnya

- 22 Juli 2022, 13:14 WIB
keutamaan puasa Asyura dan Tasua bulan Muharram.
keutamaan puasa Asyura dan Tasua bulan Muharram. /mohamed_hassan

 

TABANAN BALI - Berikut niat puasa sunah Asyura dan Tasua di bulan Muharram dengan menggunakan bahasa Arab, latin dan terjemahnya.

Puasa sunah Asyura dan Tasua di bulan Muharram sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena memiliki keutamaan tersendiri di dalamnya.

Adapun puasa sunah Tasua dikerjakan pada tanggal 9 Muharram dan Asyura pada tanggal 10 Muharram kalender Hijriyah.

Baca Juga: 12 Amalan Bulan Muharram yang Dianjurkan Ulama, Berikut Doa Awal Tahun

Tasua berasal dari bahasa arab Tis’atun artinya sembilan, sementara Asyura berasal dari Asyara artinya sepuluh, yakni 9 dan 10 Muharram.

Pada tahun baru Islam 1444 H tanggal 1 Muharram jatuh pada Minggu, 31 Juli 2022 Masehi.

Maka, puasa sunah Tasua dan Asyura akan jatuh pada hari Senin dan Selasa tanggal 9 dan 10 Muharram bertepatan dengan (8 dan 9 Agustus 2022).

Baca Juga: Idul Adha 2022 Sepekan Lagi, Berikut Amalan Yang Dianjurkan Menyambut Hari Raya Kurban

Hukum puasa ini adalah sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan namun tidak berdosa bagi yang tidak melakukannya.

Rasulullah SAW berdabda: “Puasa itu bisa menghapuskan dosa-dosa kecil pada tahun kemarin.” –(HR Muslim).

Maka, perkara memasang niat sangat penting jika hendak melakukan ibadah puasa dan ibadah lainnya.

Baca Juga: Ucapan Idul Adha 1443 H ke Kerabat dan Keluarga Melalui Sosmed? Jangan Salah Sebut

Untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan seseorang untuk melafazkan niatnya sembari diiringi dalam hati.

Berikut ini lafaz niat puasa Tasu‘a:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Baca Juga: Bolehkah Puasa Sebelum Idul Adha 1443 H? Ketahui Waktu Terlarang dan Dianjurkannya

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”

Berikut lafaz niat puasa sunah Asyura sebagai berikut.

Baca Juga: Bolehkah Puasa Sebelum Idul Adha 1443 H? Ketahui Waktu Terlarang dan Dianjurkannya

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT”.

Baca Juga: Jadwal Sidang Isbat Penetapan Hari Raya Idul Adha 1443 H Diselenggarakan Kemenag

Orang yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan sunah puasa Tasu’a atau Asyura diperbolehkan berniat sejak ia berkehendak puasa sunah. 

Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib (menurut madzhab Syafi’i). 

Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Baca Juga: Puasa Arafah Menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 H, Niat Lengkap Beserta Keutamaan Mengerjakannya

Dianjurkan untuk melafazkan niat puasa sunah Tasu’a atau Asyura di pagi hari jika tidak sempat bangun sahur. 

Berikut ini lafaznya:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Baca Juga: Niat Salat Idul Adha 1443 H dan Lafaz Bilal Sebelum Khutbah, Berbahasa Arab Lengkap

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â awil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah SWT.”

Tentang kemiripan dengan puasa umat yahudi, ada sebuah riwayat tentang penjelasannya secara gamblang oleh imam Bukhori.

Baca Juga: Sering Prasangka Buruk dan Mencari Kesalahan Orang Lain? Simak Nasehat Buya Yahya Berikut Ini

Diriwayatkan bahwa ketika tiba di Madinah, Rasulullah melihat orang-orang Yahudi di sana juga berpuasa pada hari ‘Asyura. Beliau bertanya: “Puasa apa ini?" Mereka menjawab: “Sebuah hari yang baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur.” Maka Rasulullah bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.” (HR Bukhari).

Agama Islam menganjurkan dengan kuat agar kita berpuasa pada 10 Muharram atau yang dikenal dengan sebutan puasa Asyura. Keutamaan puasa Asyura begitu besar.

Allah subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa setahun lalu orang yang berpuasa 10 Muharram. Masalah ini disinggung dalam Fathul Mu‘in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari.

Baca Juga: Kriteria Hewan Kurban yang Dianjurkan Sebagai Sembelihan Idul Adha 1443 H, Wajib Diketahui Bagi Penyembelih

Yang Artinya, “Disunahkan puasa hari Asyura, yaitu hari 10 Muharram karena dapat menutup dosa setahun lalu sebagai hadits riwayat Imam Muslim. 

Disunahkan juga puasa Tasu‘a, yaitu hari 9 Muharram sebagai hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa Tasu‘a.’ Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu.

Hikmah puasa sunah Tasua adalah menyalahi amaliyah Yahudi yang juga berpuasa di hari Asyura.

Baca Juga: Galau Saat Rezeki Mampet? Simak Nasehat Gus Baha Berikut Ini, Agar Hati Tenang

Dari sini kemudian muncul anjuran puasa hari ke-11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasu‘a. 

Tetapi juga puasa sunah tanggal 11 Muharam tetap dianjurkan meski mereka sudah berpuasa Tasu‘a sesuai hadits Rasulullah SAW,” (Lihat Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu‘in pada hamisy I‘anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz II, halaman 301).

Agar berbeda dari kaum Yahudi di masa Rasulullah, kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada 9 dan 11 Muharram.

Baca Juga: Idul Adha 1443 H Sebentar Lagi, Berikut Doa Lengkap Menyembelih Hewan Kurban, Bahasa Arab, Latin, dan Caranya

Pasalnya, kaum Yahudi saat itu hanya berpuasa pada 10 Muharram saja.

Seharusnya, hari Asyura diisi dengan ibadah puasa saja sebagaimana telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Tentang keutamaan puasa Asyura Ibnu Abbas menyatakan: “Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa pada suatu hari karena ingin mengejar keutamaannya selain hari ini (‘Asyura) dan tidak pada suatu bulan selain bulan ini (bulan Ramadhan)." (HR. Al-Bukhari).***

Editor: Aulia Nasri

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah