Untuk diketahui sebelum gempa Jogja terjadi yakni terekam aktivitas kegempaan yang kerap terjadi berkali-kali. Kala itu frekuensi gempa mengalami kenaikan, tapi tak lebih dari 50 gempa setiap bulan.
"Lima bulan terakhir ini, gempa yang terekam lebih dari 500 kejadian per bulan," ujar Amien dalam keterangannya.
Pihaknya mengingatkan kepada masyarakat untuk jauh lebih waspada, terlebih pada tumbukan lempeng yang menyusun Jatim dengan panjang sekitar 250 hingga 300 kilometer.
"Karena hal tersebut menunjukkan potensi gempa sangat mungkin terjadi di beragam titik. Khususnya, di wilayah yang berada di sekitar zona subduksi, yaitu zona tempat terjadinya tumbukan," pungkasnya.