Network
TABANAN BALI – Menipisnya sisa bahan bakar fosil sudah menjadi permasalahan yang cukup serius saat ini. Tidak hanya dialami Indonesia namun juga dunia.
Krisis bahan bakar yang berasal dari fosil, diperparah dengan kondisi politik dunia dengan adanya perang dan juga pandemi.
Krisis bahan bakar berdampak pada berbagai sektor terutama ekonomi dan transportasi. Hal ini berdampak pada melonjaknya harga bahan bakar minyak diikuti dengan naiknya harga-harga berbagai komoditas.
Naiknya harga bahan bakar fosil atau minyak dunia membuat pemerintah Indonesia berupaya mencari barang subtitusi untuk hal tersebut.
Pemerintah Indonesia tengah mereduksi energi fosil yang saat ini kian menipis dengan bahan bakar ramah lingkungan yang terbuat dari minyak sawit dan kemiri.
Pemerintah Indonesia meyakini dua bahan tersebut dapat dijadikan solusi energi yang berkelanjutan.
Dikutip Tabanan Bali berdasarkan penyataan yang diungkapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementrian Pertanian, Fadjry Jufry, Senin 8 Agustus 2022, Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terus melakukan riset dan inovasi dalam pengembangan bahan bakar nabati.
Baca Juga: Dana BOS Kemenag Kembali Cair Sebesar Rp2,5 Triliun, Begini Langkah Pengajuannya Bagi Madrasah
