Hanta Yuda menyebut berdasarkan pengalaman pada Pilpres 2004 dan 2014, variabel Cawapres 2024 menjadi sangat menentukan peluang kemenangan.
Mengacu tendensi kedekatan dengan elite politik dan king maker Pilpres 2024, menurut tren data survei Poltracking, terdapat 10 figur Calon Wakil Presiden potensial. Temuannya, elektabilitas Erick Thohir justru 16.2 persen dan menjadi yang teratas.
Pada tren terbaru pada November 2022, ucap Hanta, pada elektabilitas 10 Cawapres 2024 potensial, nama Erick Thohir mengalami kenaikan cukup signifikan, sementara sejumlah nama lain tergolong stabil, bahkan ada juga yang mengalami penurunan elektabilitas.
Dalam peta sebaran atau crosstab data pemilih partai politik ke 10 Cawapres 2024 potensial, Hanta mengatakan Erick mendapat dukungan dari empat partai seperti PDI Perjuangan, Gerindra, PAN, hingga Perindo.
Hanta memaparkan pemilih PDI Perjuangan sebanyak 23.2 persen preferensi pilihan cawapresnya cenderung kuat kepada Erick Thohir sebesar 30.3 persen, pemilih Partai Gerindra 11.1 persen cenderung terbelah pilihan Cawapresnya antara Erick Thohir dan Sandiaga Salahuddin Uno 17.6 persen, Muhaimin Iskandar 16.8 persen, pemilih PAN 4.1 persen, cenderung kepada Erick Thohir (20.8 persen, dan pemilih Partai Perindo 2.8 persen, cenderung terbelah antara Ridwan Kamil 24.2 persen dan Erick Thohir 21.3 persen.
Temuan sebaran data survei ini, lanjut Hanta, juga menujukkan temuan sebaran pemilih 3 capres terkuat ke 10 cawapres potensial dengan angka dukungan tertinggi/mayoritas, yakni pemilih Ganjar Pranowo 32.5 persen memiliki preferensi pemilih tertinggi kepada Erick Thohir 29.5 persen.
Sedangkan pemilih Anies Baswedan 29.1 persen memiliki preferensi pemilih tertinggi kepada Agus Harimurti Yudhoyono 29.4 persen.
Sementara pemilih Prabowo Subianto 27.8 persen cenderung terbelah ke beberapa Calon Presiden (Capres), yakni Ridwan Kamil 16.8 persen, Erick Thohir 15.9 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 15.5 persen dan Muhaimin Iskandar 13.7 persen.