6 Hal Yang Harus Dilaksanakan Saat Hari Raya Galungan Menurut Agama Hindu

- 8 November 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi. Perayaan Hari Raya Suci Galungan yang dilakukan Umat Hindu di Bali.
Ilustrasi. Perayaan Hari Raya Suci Galungan yang dilakukan Umat Hindu di Bali. /Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Baca Juga: Mengapa Pelangkiran Wajib Ada dalam Kamar Tidur, Ini Penjelasannya Menurut Hindu

Yakni Wewaraan Catur Wara pada bagian Jaya munculnya 3 kali yang disebut Jaya Tiga meliputi: Redite Dungulan: jaya, Soma Dungulan: Jaya, dan Anggara Dungulan juga Jaya.

Demikian pula pada Asta Wara muncul Kala 3 yaitu mulai Redite Dungulan: Kala, Soma Dungulan: Kala, dan Anggara Dungulan: Kala. Sengaja atau tidak sengaja penempatan wewaraan juga wuku pada hari raya Galungan begitu bersamaan, tentunya oleh para tetua para penyusun terselip makna juga filosofi yang mendalam untuk dikaji dan direnungi bersama.

Jadi memaknai Galungan acap kali dilaksanakan adalah warning peringatan agar manusia eling serta mampu mengendalikan dirinya dari keterbelegguan nafsu jahat, egois serta sifat-sifat negatif lainnya, sekaligus juga meredam keinginan dan ketergantungan pada badan-badan duniawi, sesuai dengan makna Galungan yaitu kemerdekaan, kelepasan, dan kesucian.

Baca Juga: Tidak Sekedar Dijalankan, Ini Makna Upacara Otonan Bagi Bayi Berusia 210 Hari Menurut Hindu

Selain kegiatan keagamaan seperti sembahyang ke Pura-pura, juga patut diisi dengan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya seperti berdana punia, dengan tetap meyasa kerthi, juga kegiatan kemanusiaan yang lainnya yang mencerminkan rasa solidaritas sosial dan kesetiakawanan sosial, sehingga memunculkan kembali sifat-sifat kedewataan manusia (Daivi Sampad).

Sementara itu dilansir dalam instagram @filasfat hindu dalam Lontar Sundarigama (2.8d), menguraikan 6 aturan (hal) mengenai pelaksanaan ibadah Galungan.

  1. Sembah bhakti dengan memusatkan pikiran untuk tujuan kesucian dan menaklukkan kegoyahan pikiran, kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Melakukan Sadhana-Bhakti (persembahan banten) ke pelinggih-pelinggih semua perwujudan manifestasi-Nya.
  3. Persembahan yang dihaturkan adalah tumpeng payas, bunga, dan sesucen.
  4. Banten di balai-balai adalah tumpeng pengambean, jerimpean, sodaan dengan ikan olahan babi goring.
  5. Sadhana-Bhakti tersebut besar-kecilnya disesuaikan dengan kemampuan atau dresta (cara dan kebiasaan setempat atau turun menurun).
  6. Sadhana-bhakti dilakukan pada pagi hari dilengkapi dengan puspa wangi dan dupa.

Baca Juga: Ini Makna dan Penjelasan Padmasana Berbentuk Kursi Kosong Menurut Hindu

Agama yang sejati berarti mengantarkan seseorang pada cinta kasih kepada Tuhan atau bhakti. Begitu pula maksud disusunnya Suńdarī Gama (agama yang indah) ini, yang mengajikan berbagai rangkaian sādhanā ritual keagamaan setiap harinya. Ini agar umat senantiasa melakukan pelayanan bhakti kepada-Nya.

Lontar Sundarigama (1.3e). 'Wahai anakku para purohita semuanya, umat Çiwa dan Buddha, dengarlah nasehatku ini, bahwa dalam ajaran Agama Çundarigama yang merupakan tuntunan pelaksanaan pensucian menurut Wariga Gemet, digunakan untuk memuja Sang Hyang Widhi, dan menjadi perantara bagi manusia untuk menyelamatkan dirinya melalui bhakti.

Halaman:

Editor: Genta Sugiwa

Sumber: Berbagai Sumber PHDI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah