TABANAN BALI - Dalam kitab Samhita Swara disebutkan, arti kata caru adalah cantik atau harmonis. Mengapa upacara Butha Yadnya itu disebut caru.
Hal itu disebabkan salah satu tujuan Butha Yadnya adalah untuk mengharmoniskan hubungan manusia dengan alam lingkunganya.
Dalam kitab Sarasamuscaya 135 disebutkan bahwa untuk menjamin terwujudnya tujuan hidup mendapatkan Dharma, Artha, Kama dan Moksha, terlebih dahulu harus melakukan Butha Hita. Butha Hita artinya menyejahtrakan alam lingkungan.
Baca Juga: Perempuan dalam Kondisi Cuntaka Bolehkan Sembahyang atau Dilarang? Ini Penjelasannya Menurut Hindu
Untuk melakukan Butha Hita, itu dengan melakukan upacara Butha Yadnya. Hakekat Butha Yadnya itu adalah menjaga keharmonisan alam agar alam itu tetap sejahtra.
Alam yang sejahtera itu artinya alam yang cantik. Butha Yadnya pada hakekatnya merawat 5 unsur alam yang disebut panca maha butha (tanah, air, api, udara dan ether).
Kalau kelima unsur alam itu berfungsi secara alami, maka dari kelima unsur itulah lahir tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itulah sebagai bahan dasar makanan hewan dan manusia. Kalau keharmonisan kelima unsur alam itu terganggu maka fungsinya pun juga terganggu.
Baca Juga: 6 Hal Yang Harus Dilaksanakan Saat Hari Raya Galungan Menurut Agama Hindu
Dalam Bhagawadgita III.14 disebutkan tentang proses berkembangnya makhluk hidup dari makanan. Dari hujan datangnya makanan.