Mengapa Caru Wajib Menggunakan Binatang dalam Hindu, Salah Satunya Mengubah Sifat Ganas Manusia Menjadi Lembut

- 16 November 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi. Upacara umat Hindu di Bali
Ilustrasi. Upacara umat Hindu di Bali /pixabay

TABANAN BALI - Dalam kitab Samhita Swara disebutkan, arti kata caru adalah cantik atau harmonis. Mengapa upacara Butha Yadnya itu disebut caru.

Hal itu disebabkan salah satu tujuan Butha Yadnya adalah untuk mengharmoniskan hubungan manusia dengan alam lingkunganya.

Dalam kitab Sarasamuscaya 135 disebutkan bahwa untuk menjamin terwujudnya tujuan hidup mendapatkan Dharma, Artha, Kama dan Moksha, terlebih dahulu harus melakukan Butha Hita. Butha Hita artinya menyejahtrakan alam lingkungan.

Baca Juga: Perempuan dalam Kondisi Cuntaka Bolehkan Sembahyang atau Dilarang? Ini Penjelasannya Menurut Hindu

Untuk melakukan Butha Hita, itu dengan melakukan upacara Butha Yadnya. Hakekat Butha Yadnya itu adalah menjaga keharmonisan alam agar alam itu tetap sejahtra.

Alam yang sejahtera itu artinya alam yang cantik. Butha Yadnya pada hakekatnya merawat 5 unsur alam yang disebut panca maha butha (tanah, air, api, udara dan ether).

Kalau kelima unsur alam itu berfungsi secara alami, maka dari kelima unsur itulah lahir tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itulah sebagai bahan dasar makanan hewan dan manusia. Kalau keharmonisan kelima unsur alam itu terganggu maka fungsinya pun juga terganggu.

Baca Juga: 6 Hal Yang Harus Dilaksanakan Saat Hari Raya Galungan Menurut Agama Hindu

Dalam Bhagawadgita III.14 disebutkan tentang proses berkembangnya makhluk hidup dari makanan. Dari hujan datangnya makanan.

Halaman:

Editor: Genta Sugiwa

Sumber: Berbagai Sumber PHDI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah