Network
TABANAN BALI – Amerika Serikat (AS) telah menuduh Rusia menggunakan senjata kimia dan biologi dalam perang invasi Ukraina.
Namun tentu hal tersebut tidak memiliki dasar dan bukti yang kuat, akan tetapi berita menghebohkan tersebar bahwa menteri pertahanan Rusia mengumumkan telah ditemukan 30 lab penelitian dan pengembangan Covid-19 di Ukraina.
Sebagaimana dikutip Tabanan bali.com dari TASS pada Minggu 20 Maret 2022, Lab penelitian tersebut ditemukan di berbagai kota di Ukraina ketika militer Rusia mulai merengsek masuk ke Kiev dan kota sekitarnya.
Baca Juga: Ukraina Serang Kawasan Pemukiman Donest, 50 Warga Sipil Tewas dan Belasan Luka di Mariupol
Lebih parahnya, telah ditemukan dokumen perjanjian kerjasama dalam lab tersebut tertera jelas bahwa yang mendanai penelitian Covid di Ukraina tersebut adalah AS sendiri.
Maka, upaya AS untuk menuduh Rusia bermaksud menggunakan senjata biologi dan kimia di Ukraina adalah sinisme yang paling dalam, kata Wakil Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat.
"Jika Anda dapat menghilangkan prasangka ini (informasi tentang proyek AS di laboratorium biologi Ukraina) maka lakukanlah. Tetapi tidak dengan klaim tidak berdasar tentang propaganda Rusia, tetapi dengan jawaban atas pertanyaan kami. Anda, bagaimanapun, menolak untuk melakukannya hanya karena Anda tidak punya apa-apa. untuk mengatakannya," kata Nebenzya.
Dengan tegas perwakilan tetap Rusia di PBB tersebut mempermalukan AS dengan tuduhan tak berdasar namun malah ditemukan bukti nyata AS yang melakukan propaganda dan sinisme yang besar.
