Bali Catat 690 Kasus Gigitan Anjing Tahun 2022, Tertinggi Dalam Sejarah Rabies, Berikut Penyebabnya!

- 20 Januari 2023, 11:42 WIB
Ilustrasi anjing yang gigitannya berpotensi rabies dan Provinsi Bali mencatat 690 kasus gigitan anjing ditemukan selama tahun 2023
Ilustrasi anjing yang gigitannya berpotensi rabies dan Provinsi Bali mencatat 690 kasus gigitan anjing ditemukan selama tahun 2023 /Pixabay/Gorkhs

TABANAN BALI – Provinsi Bali masih dihadapkan permasalahan kasus gigitan anjing dan berpotensi menimbulkan penyakit rabies yang lebih luas.

Tercatat sebanyak 690 kasus gigitan anjing terekam oleh dinas terkait pada tahun 2022 sekaligus merupakan angka tertinggi dalam sejarah rabies di Bali.

Tingginya kasus rabies akibat gigitan anjing di Bali itu disebabkan beberapa hal termasuk munculnya permasalahan Covid-19 sehingga pelaksanaan vaksinasi sedikit.

Baca Juga: Real Madrid Bungkam Villareal 3-2 Copa del Rey, Los Blancos Tuntaskan Misi Balas Dendam

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Anak Agung Istri Inten Wiradewi memaparkan prihal tingginya angka rabies akibat gigitan anjing yakni sebanyak 690 kasus selama tahun 2022 kemarin.

“Kasus rabies di Bali selama tahun 2022 mencapai 690, merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah rabies di Bali,” ungkap Inten dalam kesempatan  pertemuan Multisectoral Meeting for Bali Rabies Free Actions to Mass Vaccination, di Sanur Denpasar, Kamis 19 Januari 2023.

Angka kasus gigitan anjing itu jauh cukup tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya yakni pada tahun 2021 sebanyak 233 kasus, sementara tahun 2020 sebanyak 100 kasus ditemukan.

Baca Juga: Shah Rukh Khan Puji Deepika Padukone Menyanyikan Lagu Besharam Rang

Inten menegaskan jika melambungya kasus rabies akibat gigitan anjing itu tidak terlepas karena munculnya Covid-19 dan mengakibatkan vaksinasi sedikit.

Akibat Covid-19 menyebabkan pembatasan melalui PPKM sehingga kesulitan kesulitan dalam melakukan upaya vaksinasi.

Selain itu, masalah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada binatang ternak sempat menjadi perhatian pihak Provinsi Bali sehingga penanganan upaya vaksinasi tidak bisa berjalan maksimal.

Baca Juga: Al Nassr vs PSG Tiket Spesial Laga Ronaldo Lawan Messi Dimenangkan Pengusaha Arab

“Di tahun 2022 ini kita juga tidak bisa maksimal karena fokus penanganan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku),” imbuhnnya

Meski demikian, Inten berharap agar kasus serupa tidak terulang lagi di tahun 2023 ini meski jumlah kasus gigitan anjing baru ditemukan sebanyak 17 kasus di bulan Januari ini.

Pihaknya baru mencatat terdapat 17 kasus gigitan anjing pada bulan Januari 2023 yang terjadi di 16 desa di Bali dan dikhawatirkan akan terus meninggi.

“Sampai pertengahan Januari 2023 ini baru 17 kasus terjadi di 16 desa. Semoga rabies yang awalnya muncul tahun 2008 ini bisa terus ditekan dan kasus di 2022 tidak sampai terulang kembali,” jelas Inten.

Baca Juga: Ronaldo vs Messi dalam Laga Persahabatan Al Nassr Lawan PSG, Segini Harga Fantastis Tiket Khusus

Pada tahun 2023 pihaknya berharap kasus rabies ini bisa ditekan dengan berbagai upaya yang terus dilakukan seperti penyediaan vaksin yang cukup memadai.

Salah satu kunci keberhasilan sebenarnya pada pemeliharaan anjing. Sebab kalau masih ada yang liar dan tak dirawat akan sangat rentan.

Saat ini dinas telah menyiapkan 650 ribu vaksin untuk seluruh populasi anjing yang jumlahnya sedikit.

Baca Juga: Madura United vs Persib Bandung di BRI Liga 1, Maung Bandung Buru Poin Untuk Naik Posisi 2 Klasemen

Kemudian, selain melalui anggaran dari APBD provinsi, APBN, juga ada bantuan dari organisasi kesehatan hewan dunia.

“Saat ini pupulasi anjing jumlahnya masih sedikit, sementara jumlah vaksin yang tersedia sebanyak 650 ribu vaksin. Namun kita berharap tahun 2023 tidak meningkat kasusnya,” tegas Inten. ***

Editor: Aulia Nasri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah