TABANANBALI - Duka mendalam masih dirasakan oleh keluarga Gede Budiarsana (34) di Desa Kubutambahan yang tak lain merupakan korban pembunuhan di Denpasar, belum lama ini.
Pihak keluarga masih tak menyangka jika almarhum tewas ditangan para debt collector secara tragis. Sebab semasa hidup, almarhum dikenal ramah dan mudah bergaul.
Suasana duka masih menyelimuti dikediaman almarhum Budiarsana di Desa Kubutambahan. Diketahui, selama ini almarhum setiap pulang ke rumah selalu menyempatkan diri untuk berkumpul bersama keluarga maupun teman-temanya.
Keponakan almarhum Budiarsana, Kadek Benny Wandana mengaku, selama ini almarhum terkenal suka bergaul di Desa dan sangat ramah. Sehingga Benny tak menyangka, jika pamannya harus meninggal dengan cepat dan sangat tragis. Padahal 3 hari sebelum Budiarsana meninggal, almarhum sempat pulang ke Kubutambahan bersama kakaknya Ketut Widiada (37).
Baca Juga: Kabar duka! Henny Manopo, Ibunda Amanda Manopo Meninggal Dunia
"Kalau pulang pasti bikin acara masak-masak sama teman-teman di desa. Saya tak menyangka ini terjadi. Padahal sempat pulang saat ada upacara agama dan balik ke Denpasar untuk bekerja," ungkap Benny Wandana.
Menurut Benny, pamannya selama ini bekerja sebagai satpam di Denpasar. Saat ini pihak keluarga sudah menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke polisi. Pihak keluarga almarhum Budiarsana, sekarang ini masih menyiapkan upacara kematian almarhum.
"Kakaknya Budiarsana kan juga jadi korban. Sekarang ini kakak korban masih proses pemulihan lantaran terluka terkena senjata tajam. Kami saat ini masih menyiapkan upacara untuk kematian. Rencana dalam waktu dekat ini upacaranya," ujar Benny Wandana.