Pemanasan Global Bumi Memuncak, September 2022 Menjadi Bulan Terpanas Semenjak 7 Tahun Terakhir

7 Agustus 2022, 11:57 WIB
gambar lahan kering akibat pemanasan global /Sumber Foto: pixabay

TABANAN BALI – Pemanasan global merupakan kondisi meningkatnya suhu rata-rata udara di bumi. Sehingga bumi terasa lebih panas dari biasanya.

Pemanasan global sudah dirasakan penduduk dunia selama akhir dekade ini. Bahkan suhu bumi kian meningkat dari tahun ke tahun.

Dikutip Tabanan Bali dari artikel yang dibublikasikan NZ Herald berdasarkan data administrasi Kelautan Admosfer Nasional Amerika Serikat, Minggu, 7 Agustus 2022, terik panas bumi pada September 2020 dua kali lipat dari tahun sebelumnya serta menjadi tahun terpanas dalam catatan, dan diprediksi akan meningkat dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Begini Alasan Bumi Berputar Lebih Cepat dari Biasanya, Waktu Menjadi Pendek dan Gangguan di Sistem Komputer

Beberapa penduduk di berbagai belahan bumi seperti Eropa, Asia, Rusia dan sebagain besar penduduk belahan bumi bagian selatan mengatakan bulan September terpanas selama yang mereka temui.

Pemanasan globa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya didorong oleh perubahan iklim yang disebabkan manusia. Suhu global rata-rata 15,97C pada September 2020 dan melampaui suhu panas rata-rata pada tahun 2015 dan 2016 .

Hal ini menjadi suhu terpanas selama 141 tahun pencatatan. Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika mengatakan hari itu suhu mencapai 0.97C di atas rata-rata abad ke-20.

Baca Juga: 4 Tips Mendaki Gunung Bagi Wanita, Agar Aman Saat Menikmati Momen 17 Agustus di Puncak

Bumi telah mengalami 44 September berturut-turut di mana lebih hangat dari rata-rata abad ke-20 dan 429 bulan berturut-turut tanpa bulan yang lebih dingin dari biasanya, tujuh September terpanas yang tercatat adalah tujuh September terakhir.

Seorang milenial sekaligus Ahli iklim Negara bagian Carolina Utara, Kathie Dello mengatakan, bahwa tidak ada milenium atau bahkan bagian dari Gen-X yang hidup lebih dingin dari September biasanya.

Apa yang terjadi adalah kombinasi dari pemanasan global dari pembakaran batu bara, minyak dan gas alam dan variabilitas alam, kata Sanchez-Lugo. Tetapi faktor terbesarnya adalah pemanasan yang disebabkan oleh manusia.

Baca Juga: Suka Mendaki? Berikut 5 Gunung Rekomended Bagi Pendaki yang Ingin Merayakan Momen Kemerdekaan 17 Agustus

Suhu panas yang dirasakan penduduk bumi sedikit ternetralisis dengan adanya La Nina yang merupakan pendinginan bagian Pasifik tengah yang mengubah pola cuaca dan biasanya sedikit menurunkan suhu.

"La Nina tidak sebanding dengan seberapa banyak kita memanaskan planet ini," kata Dello.

Sembilan bulan pertama tahun 2020 adalah rekor terpanas kedua, sedikit di belakang 2016 ketika ada pemanasan kuat El Nino.

Baca Juga: Megejutkan, Peneliti Ungkap Aktivitas Fisik yang Menurunkan Resiko Kematian

Tapi Sanchez-Lugo mengatakan perhitungan kantornya menunjukkan bahwa ada kemungkinan 64,7% bahwa 2020 akan melewati 2016 dalam tiga bulan terakhir untuk menempati peringkat sebagai tahun terpanas dalam catatan.

Diprediksi suhu akan naik jika pola perilaku manusia yang menyebabkan pemanasan global tetap berlangsung.***

 

Editor: Aulia Nasri

Sumber: NZ Herald

Tags

Terkini

Terpopuler