China Memperluas Latihan Militer, Mengancam Negara Terdekatnya Taiwan

10 Agustus 2022, 14:16 WIB
Jet tempur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) saat latihan di Selat Taiwan.* /Chinese Defense Ministry/

TABANAN BALI- Konflik antara China dan Taiwan kian memanas hingga saat ini. Konflik tersebut membuat presiden China, Xi Jinping mengambil kebijakan yang cukup agresif dengan mengerahkan tenaga militer.

China mengatakan sedang memperluas latihan militer yang mengancam negara di sekitar Taiwan yang telah mengganggu pengiriman dan lalu lintas udara. Hal tersebut secara substansial meningkatkan kekhawatiran tentang potensi konflik di kawasan yang penting bagi perdagangan global.

Pengumuman tersebut semakin meningkatkan ketidakpastian dalam krisis yang berkembang pekan lalu dengan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.

Baca Juga: Jati Diri Akagami no Shanks Terikat Kisah God Valley Atau Marga Tenryuubito? Berikut Penjelasan SBS One Piece

Latihan tersebut akan mencakup latihan anti-kapal selam, tampaknya beberapa latihan militer tersebut menargetkan dukungan AS untuk Taiwan jika terjadi kemungkinan invasi China.

Konflik terebut bermula ketika China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri beserta pemimpinnya. Presiden China, Xi Jinping telah berfokus untuk membawa demokrasi pulau yang berpemerintahan sendiri di bawah kendali daratan dengan paksa jika perlu. 

Kedua belah pihak berpisah pada tahun 1949 setelah perang saudara, tetapi Beijing menganggap kunjungan ke Taiwan oleh pejabat asing sebagai pengakuan kedaulatannya.

Baca Juga: IOI 2022 Resmi Digelar, Indonesia Jadi Tuan Rumah, Berikut Pemuda Perwakilan NKRI

Xi Jinping sedang mencari masa jabatan ketiga sebagai pemimpin Partai Komunis akhir tahun ini. Kontrolnya atas angkatan bersenjata dan apa yang dia definisikan sebagai "kepentingan inti" China termasuk Taiwan, klaim teritorial di Laut China Selatan, dan musuh bersejarah Jepang adalah kunci untuk mempertahankan kepercayaan nasionalisnya.

Militer mengatakan latihan itu, yang melibatkan serangan rudal, pesawat tempur dan pergerakan kapal melintasi garis tengah Selat Taiwan yang membelah kedua sisi, merupakan tanggapan atas kunjungan Pelosi.

China telah mengabaikan seruan untuk menenangkan ketegangan yang sudah terjadi, dan tidak ada indikasi langsung kapan negaranya akan mengakhiri blokade.

Baca Juga: Mendikbudristek Membuka Olimpiade IOI di Yogyakarta, 536 Peserta dari 73 Negara Ikut Serta Secara Hibrida

Dikutip Tabanan Bali dari artikel yang dipublikasikan NZ Herald, Selasa, 9 Agustus 2022, Pada hari Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan China akan dengan tegas menjaga kedaulatan dan integritas teritorial China, dengan tegas mencegah AS menahan China dengan masalah Taiwan dan dengan tegas menghancurkan ilusi otoritas Taiwan yang mengandalkan AS untuk kemerdekaan negaranya.

Menanggapi hal tersebut, Presiden AS Joe Biden mengataka bahwa dirinya tidak khawatir mengenai hal itu, tetapi Biden khawatir China akan bergerak sebanyak mereka. Atau akan melakukan sesuatu yang lebih dari yang dibayangkan.

Pertumbuhan ekonomi China yang melambat, yang telah mengurangi pilihan di antara pekerja migran serta lulusan perguruan tinggi, telah meningkatkan momok kerusuhan sosial. 

Baca Juga: Kasus Penembakan Brigadir J Bergulir Sebulan, Presiden Jokowi Berikan Masukan Tegas: Ungkap Tuntas Kebenaran

Partai komunis China telah mempertahankan kekuasaannya melalui kontrol penuh atas pers dan media sosial, bersama dengan penindasan lawan politik, pengacara independen, dan aktivis yang menangani isu-isu mulai dari kebebasan berbicara online hingga hak-hak LGBQT.***

 

Editor: Aulia Nasri

Sumber: NZ Herald

Tags

Terkini

Terpopuler