Network
TABANANBALI.COM - Islam sebagai agama yang sempurna, tentu telah banyak menjelaskan tentang kehidupan, bukan hanya di dunia. Tapi juga di akhirat kelak.
Benar. Sebagai orang Islam maka kita diwajibkan untuk percaya bahwa kehidupan ini tidak hanya di dunia saja, tapi juga akan ada kehidupan yang lebih kekal, yaitu kehidupan akhirat.
Baca Juga: Kasus Korupsi Dana LPD Adat Gerokgak, Penyidik Tetap Sekretaris Hingga Bendahara LPD
Hidup di dunia hanya sementara. Sedang akhirat selama-lamanya. Dunia hanyalah tempat berproses, menempa diri, terus belajar untuk menjadi manusia sempurna (insan kamil). Maka selama hidup di dunia kita dituntut untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Di dunia kita mengenal konsep pahala dan dosa (surga dan neraka). Barang siapa yang mengerjakan kebaikan–dengan niat yang ikhlas, tentu saja–maka merekan akan mendapat pahala. Dan barang siapa yang melakukan kemaksiatan, maka dia akan mendapat dosa.
Tetapi setelah kita meninggal dunia–dan hidup di alam akhirat, konsep itu tidak berlaku lagi. Amal dan dosa kita akan terputus, kecuali tiga perkara. Seperti yang dijelaskan dalam hadist di bawah ini.
Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Muslim dan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Idzaa maata bnu aadama inqatha’a ‘amaluhu, illaa min tsalasin: Shadaqatin Jaariyatin, Au ‘Ilmin Yuntafa’u Bihi, Au Waladin Shaalihin Yad’uu Lahu.”
Baca Juga: Sri Mulyani, Sosok Inspiratif Bagi Perempuan Indonesia
Artinya: “Apabila telah mati seorang anak Adam (manusia), maka terputuslah amalnya melainkan tiga perkara yaitu: shodaqoh jariyah, atau imu yang bermanfaat, atau anak yang shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya.” (HR. Muslim dan Abu Hurairah).
