TABANANBALI - Sesuai dengan namanya pelaksanaan upacara ini berlangsung saat bulan Purnama. Yakni jatuh pada setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa).
Rerahinan Purnama jatuh setiap 30 hari atau 29 hari sekali. Pada hari ini seluruh pura- pura di Bali biasanya ramai oleh umat yang melakukan persembahyangan.
Baca Juga: Kasus LPD Adat Anturan Segera Digeber, Kejari Buleleng Tunggu Hasil Perhitungan Kerugian Negara
Dalam lontar Sundarigama, saat Purnama umat Hindu memuja penguasa bulan yaitu memuja Sang Hyang Soma. Soma adalah salah satu nama tuhan didalam Visnu Sahasranama (1000 nama Suci Narayana). Soma yang berarti "Dia yang memberikan nektar". Soma juga dapat tertuju pada kepribadian penguasa bulan itu sendiri yaitu dewa Candra putra Rsi Atti.
Dalam Siwagama, soma tertuju pada Siva dan Uma yaitu Ardhanaresvara (Tuhan non-ganda), dan Somesvara adalah gelar bagi Siva sebagai penguasa bulan.
Pada rerahinan purnama beryogyalah Sang Hyang Candra (bulan) yang merupakan hari penyucian oleh Sang Hyang Rwa Bhineda yaitu Sang Hyang Surya dan Sang Hyang Candra.
Rerahinan purnama merupakan sebuah momentum guna mengintrospeksi diri, bersujud dihadapan Ida Sang Hyang Widhi dan kembali kepada (Rwa Bhineda) sekala dan niskala.