Tentang kemiripan dengan puasa umat yahudi, ada sebuah riwayat tentang penjelasannya secara gamblang oleh hadits Rasulullah riwayat imam Bukhori.
Diriwayatkan bahwa ketika tiba di Madinah, Rasulullah melihat orang-orang Yahudi di sana juga berpuasa pada hari ‘Asyura. Beliau bertanya: “Puasa apa ini?" Mereka menjawab: “Sebuah hari yang baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur.” Maka Rasulullah bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.” (HR Bukhari).
Baca Juga: Idul Adha 2022 Sepekan Lagi, Berikut Amalan Yang Dianjurkan Menyambut Hari Raya Kurban
Agama Islam menganjurkan dengan kuat agar kita berpuasa pada 10 Muharram atau yang dikenal dengan sebutan puasa Asyura.
Keutamaan puasa Asyura begitu besar. Allah subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa setahun lalu orang yang berpuasa 10 Muharram.
Masalah ini dijelaskan dalam kitab Fathul Mu‘in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari.
و) يوم (عاشوراء) وهو عاشر المحرم لأنه يكفر السنة الماضية كما في مسلم (وتاسوعاء) وهو تاسعه لخبر مسلم لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع فمات قبله والحكمة مخالفة اليهود ومن ثم سن لمن لم يصمه صوم الحادي عشر بل إن صامه لخبر فيه
Artinya, “Disunahkan puasa hari Asyura, yaitu hari 10 Muharram karena dapat menutup dosa setahun lalu sebagai hadits riwayat Imam Muslim.
Disunahkan juga puasa Tasua, yaitu hari 9 Muharram sebagai hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa Tasua.’ Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu.