Orang tua juga disarankan untuk melatih anak agar bertanggung jawab pada kegiatannya sehari-hari.
"Nah dialog-dialog serta kesepakatan ini yang akan menciptakan kesadaran dan manajemen diri dalam penggunaan gadget yang tepat," ujarnya.
Baca Juga: YouTube Luncurkan Fitur Terbaru 'Go Live Together' , Begini Caranya Streaming Berdua
Lebih lanjut Novi mengungkapkan, game di gawai bisa memunculkan hormon kebahagiaan, antara lain yaitu Dopamine, Oksitosin, Serotonin, hingga Endorphin.
Secara umum, hormon-hormon tersebut memunculkan perasaan bahagia dan senang setelah melakukan aktivitas tertentu, khususnya game.
Hormon kebahagiaan ini menyebabkan tubuh seseorang secara alami menjadi ingin bermain game secara terus-menerus.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Penyakit Kolesterol Dalam Tubuh, Perbaiki Dua Hal ini, Ustadz Dhanu Menjelaskan
Ia menambahkan, anak yang terlampau lama bermain game berpotensi mengalami kecanduan.
Candu akibat game di gawai ini apabila tidak disadari atau ditangani dengan serius, maka dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental, yakni kurangnya kemampuan bersosialisasi, stres, kelelahan kronis, apatisme, hingga rendahnya motivasi untuk melakukan hal lain.
Selain itu, kesehatan fisik anak-anak pada masa pertumbuhan juga akan terganggu karena kurang gerak, sakit mata, hingga keluhan sakit di persendian.