Krama Subak Piling Mangesta Penebel Gelar Ritual Nangluk Merana Untuk Usir Hama Tikus

- 13 Mei 2021, 00:18 WIB
Krama subak Piling, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel membawa gong mengelilingi lahan pertanian saat menggelar Ritual Nangluk Merana usir hama tikus.
Krama subak Piling, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel membawa gong mengelilingi lahan pertanian saat menggelar Ritual Nangluk Merana usir hama tikus. /Genta Sugiwa/tim tabananbalicom

TABANANBALI.COM – Ritual Nangluk Merana kembali digelar Krama subak Piling, Desa Mangesta, Kecamatan Penebel Kabupaten Selasa 11 Mei 2021. Tradisi ini diikuti oleh sejebag krama subak Piling, Desa Mangesta dan petani desa setempat. 

Tradisi ini dilaksanakan untuk memohon doa dan pertolongan Sang Hyang Widhi Wasa agar hama tikus yang menyerang tanaman padi akhir-akhir segera berakhir. Uniknya dari ritual Nangluk Merana warga menggunakan gong dan ceng-ceng mengelilingi subak lahan pertanian. 

Baca Juga: Jadi Tradisi Turun Temurun, Desa Adat Bedha Tabanan Gelar Ritual Ngaben Bikul

Menurut Pekaseh Subak Piling, I Ketut Rustana prosesi ritual nangluk merana. Dilakukan mulai dengan nedunang ida sesuhunan di Puncak Kedaton. Baru selanjutnya krama menggelar pengider buana (keliling) di seluruh wilayah Subak Piling. Mengelilingi subak dengan berjalan kaki sambil membawa gong. Setelah berjalan belasan kilometer, krama langsung nedunang ida bhatara di Pura Bale Agung. 

"Kemudian baru berdoa memohon bantuan kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Agar hama tikus yang menyerang padi selama segera punah," ujar Rustana.

Baca Juga: Bulan Sutena Awalnya Cover Lagu Lolot Band Bali. Nama Bulan Sutena Kian Terkenal Setelah Ini

Dia mengatakan ritual nangluk merana sudah rutin dan turun temurun dilakukan warga setiap  tiga tahun sekali. Semestinya krama subak menggelar ritual nangluk merana ini pada enam bulan yang lalu. Namun karena sesuatu hal dan adanya kegiatan di desa. Sehingga ritual ini baru bisa dilaksanakan hari ini. 

"Digelar hari setelah salah seorang kram subak mendapat pawisik atau petunjuk ketika melakukan persembahyangan di Pura Pucak Kedaton. Jadi sesuai petunjuk diberikan kita (Krama) diminta untuk segera dilaksakan," terangnya. 

Baca Juga: Pengeluaran Membengkak Saat Lebaran, Ini Cara Mengatur Keuangan Agar Kembali Stabil

Dia mengaku alasan pihaknya harus menggelar ritual Nangluk Merana, karena selain adanya pertanian tanaman padi warga yang terserang hama tikus dan hama lainnya. Seperti walang sangit. Kemudian juga mengusir virus yang ada pada tanah dan tanaman padi. 

Alasan lainnya wajib menggelar ritual Nangluk Merana. Karena menyangkut keyakinan warga. Wilayah Desa Piling dengan sebagian lahan pertanian dan warganya bekerja sebagai petani sangat tidak bisa lepas dengan Niskala. Warga sangat begitu yakin memberantas hama tikus bukan hanya dilakukan dengan cara membasmi menggunakan racun atau cara tradisional. Melainkan pula harus dilakukan sebuah ritual upacara. 


"Kami dan warga berharap hama tikus hilang dan di subak Piling yang menyerang tanaman. Ritual ini juga sebagai upaya untuk mempertahankan wilayah kami sebagai lahan pertanian yang utuh," tandasnya.

Editor: Aulia Nasri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah