Untuk itu, Dekranasda Provinsi Bali melalui Disperindag Provinsi Bali berusaha untuk memberikan pelatihan kepada para penenun cagcag di Desa Sembiran.
Menurut Putri Koster, tenun Cagcag merupakan tenun tertua di Bali yang berasal dari Desa Sembiran dan para penenun cagcag sudah semakin punah, untuk itu pihaknya merasa perlu untuk kembali meregenerasi penenun tenun Cagcag.
“Sehingga kain tenun Cagcag dapat dilestarikan dan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar,” ujar Putri.
Putri juga berharap ada regenerasi kain tenun Cagcag itu sebab merupakan warisan tertua di Bali.
Dan dalam kesempatan itu, Disperindag Bali menyerahkan 15 alat tenun Cagcag kepada para penenun Desa Sembiran sebagai upaya melestarikan kain tenun Cagcag.
Baca Juga: Pentingnya Wisatawan Domestik Bagi Keberlangsungan Pariwisata Bali, Begini Dampaknya Pasca Covid-19
“Saya merasa penting utk meregenerasi dan mereproduksi karya kuno Tenun Sembiran karena tenun ini tenun merupakan tenun tertua, bahkan konon lebih tua dari Tenun Gringsing Tenganan,” ucapnya.
Tak Lepas Putri Suastini mengajak masyarakat Desa Sembiran untuk melestarikan tenun Cagcag dengan cara memakainya dalam acara keagamaan maupun adat, yang kemudian dipertegas dalam aturan perarem ataupun awig-awig.
Sehingga dalam acara keagamaan seluruh masyarakat Desa menggunakan tenun Desanya sendiri, dari hal itu diharapkan ekonomi bisa berputar dan penenun kain cagcag semakin banyak.