Pandemi, Ekonomi Lesu Konsumsi Beras Hitam Tabanan Turun

- 11 Mei 2021, 09:12 WIB
I Made Jonita petani padi beras hitam di Subak Merta Tempek Soka Candi, Desa Plagi Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan
I Made Jonita petani padi beras hitam di Subak Merta Tempek Soka Candi, Desa Plagi Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan /tim tabananbali.com/FB @Dekjonita

TABANAN, Radar Bali – Meksi para petani di Tabanan terus mengembangkan padi beras hitam. Namun sayangnya tidak ikuti dengan pangsa pasar yang mendukung. Apalagi ditengah pandemi Covid-19. Beras hitam rupanya susah dipasar, mengingat selain lesunya kondisi ekonomi di Bali. Juga disebabkan karena serapkan beras pada hotel, restaurant dan rumah makan yang sepi.

Salah seorang petani sekaligus pengusaha beras hitam asal Desa Bengkel, Kecamatan Kediri Tabanan I Made Merta Suteja tak menampik jika saat ini pemasaran hasil produksi beras hitam sangat menurun. Penurunan ini diakibatkan oleh daya beli masyarakat yang rendah. Kemudian konsumsi masyarakat yang rendah ditengah pandemi. Disamping itu pemasaran beras hitam juga berada di hotel, rumah makan dan restaurant yang sepi.  

Baca Juga: Cegah Mutasi Baru Covid-19, Tabanan Vaksinasi Covid-19 Dor To Dor Ditingkat Banjar

“Jika dulu kami dalam sebulan 500 kilogram beras hitam laku terjual. Dengan harga Rp 30 ribu per/kilogram. Sekarang hanya mampu terjual paling 100 kilogram per/bulan,” kata Suteja, Selasa 11 Mei 2021.

Turunnya daya beli masyarakat dijelaskan Suteja, sebagai seorang petani beras terpaksa memperkecil luas areal tanam padi hitam. Dari dulunya 5 hektar luasan areal tanam kini menjadi 1 hektar.  Kemudian menggantikan luas lahan padi hitam menjadi beras biasa (putih).

“Ini kami lakukan selain agar tetap bertahan sebagai petani. Juga melihat perkembangan pasar. Karena dominan beras biasa yang masih laku terjual di pasar untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa 11 Mei 2021. Taurus mengahasilkan banyak uang dan Virgo Terlalu Emosional !

Suteja mengaku sejauh ini padi hitam yang pihaknya kembangkan bersama dengan petani lainnya dengan jenis padi hitam varietas jaliteng. Karena hasilnya lebih tinggi dan varietas ini tahan terhadap serangan hama penyakit.

“Hanya saja kendala kita saat ini lagi-lagi pemasaran yang cukup sulit ditengah pandemi Covid-19. Produksi beras hitam hanya bisa laku terjual di koperasi dan kantin-kantin rumah sakit. Itu pun tak seberapa. Baru berada di koperasi kantin RS Sanglah Denpasar,” terang Suteja.

Halaman:

Editor: Aulia Nasri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah