Makna dan Penjelasan Tumpek Wariga dalam Hindu, Salah Satunya Pelestarian Lingkungan

- 17 November 2021, 18:52 WIB
Ilustrasi. Umat Hindu Bali bersembahyang saat Hari Tumpek Wariga .
Ilustrasi. Umat Hindu Bali bersembahyang saat Hari Tumpek Wariga . /FIKRI YUSUF/ANTARA FOTO

TABANAN BALI – Tumpek Wariga merupakan awal dari rangkaian Hari Raya Galungan. Umat Hindu melakukan sujud sembahbhakti kehadapan-Nya karena berkat rahmat dan anugerah Beliaulah yang menguasai ciptaannya, tumbuh-tumbuhan ada dan dimanfaatkan oleh umat Hindu.

Mengenai Tumpek Wariga dilaksanakan secara turun-tumurun dari dahulu mungkin pra Hindu sudah ada.

Tumpek artinya hari Saniscara (Sabtu) Kliwon, sedangkan wariga adalah nama wuku yang ke 7.

Baca Juga: Mengapa Caru Wajib Menggunakan Binatang dalam Hindu, Salah Satunya Mengubah Sifat Ganas Manusia Menjadi Lembut

Tumpek wariga jatuhnya tepat pada hari Saniscara Kliwon wuku Wariga sering disebut tumpek uduh, bubuh, pengatag, pengarahHubungan manusia hendaknya harmoni dengan lingkungan alam (palemahan).

Tumpek Wariga memberikan cerminan pada umat Hindu agar lingkungan alam dilestarikan, karena manusia tidak bisa hidup tanpa lingkungan alam.

Sebagai mana dilansir PHDI dan dikutip dari berbagai sumber yang ada. Dalam melestarikan lingkungan hari Tumpek Wariga memberi arti, fungsi dan makna yang patut kita lakukan dalam tindakan nyata.

Baca Juga: Perempuan dalam Kondisi Cuntaka Bolehkan Sembahyang atau Dilarang? Ini Penjelasannya Menurut Hindu

Hubungan manusia dengan lingkungan bagaikan rantai saling membutuhkan. Seperti yang disebutkan dalam Bhagawadgita III. 14.

Halaman:

Editor: Genta Sugiwa

Sumber: Berbagai Sumber PHDI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah