Trend Beli Sekarang Bayar Nanti: Jebakan Utang Dalam Kemudahan Bertransaksi

- 7 Agustus 2022, 22:01 WIB
Ilustrasi e-commerce
Ilustrasi e-commerce /Pixabay

Dengan konsep beli sekarang bayar nanti membuat konsumen melakukan pembelanjaan dengan kontrol yang kurang.

Di sisi lain konsep beli sekarang bayar nanti memang memudahkan konsumen dalam bertransasi. Hal ini menyebabkan konsumen terjebak dalam sebuah rasa aman yang salah. Dan secara psikologis akan menyebabkan belanja yang impulsive dengan menghabiskan uang yang tidak mereka miliki.

Baca Juga: Megejutkan, Peneliti Ungkap Aktivitas Fisik yang Menurunkan Resiko Kematian

Tanpa disadari, terdapat bunga tambahan yang harus dibayar konsumen di samping utang pokok ketika melakukan pembelanjaan di awal, hal tersebut belum termasuk denda keterlambatan pembayaran ataupun pajak pembelian yang dikenakan.

Dikutip Tabanan Bali dari berbagai sumber, Minggu, 7 Agustus 2022, sejauh ini belum ada regulasi khusus yang mengatur konsep beli sekarang bayar nanti.

Biaya beli sekarang bayar nanti cenderung lebih tinggi dari pada transaksi kartu kredit ataupun debit biasa. 

Baca Juga: Suka Mendaki? Berikut 5 Gunung Rekomended Bagi Pendaki yang Ingin Merayakan Momen Kemerdekaan 17 Agustus

Hal ini membuat konsumen terlilit dalam lingkaran utang dalam kemudahan bertransaksi.

Ketika konsumen sudah terjebak dalam skema tersebut dan terlambat melakukan pembayaran, tanpa disadari biaya pokok dan bunga melonjak.

Skema beli sekrang bayar nanti juga kurang diatur. Apabila dalam kartu kreit terdapat beberapa aturan dimana perusahaan memastikan konsumen mampu membayar hutang yang diambil, serta tidak membebani konsumen dengan biaya yang kurang masuk akal.

Halaman:

Editor: Aulia Nasri

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah