Malu Kentut di Depan Umum, Begini Dampak Buruk Bagi Pencernaan Jika Menahan Buang Angin

- 27 Januari 2023, 14:00 WIB
Ilustrasi menahan kentut, Jangan sampai dilakukakan lagi
Ilustrasi menahan kentut, Jangan sampai dilakukakan lagi /Halodoc

TABANAN BALI - Begini dampak buruk jika sering  menahan kentut akibat malu buang angin ketika berada di tempat umum.

Tubuh memiliki gas di saluran pencernaan dan begitu gas menumpuk, maka perlu dilepaskan dengan salah satu dari dua cara yakni dengan bersendawa atau kentut, kata direktur neurogastroenterologi dan motilitas di Lenox Hill Hospital Elena Ivanina, DO, MPH.

Ivanina belum lama ini, mengatakan ada banyak penyebab gas di usus dan salah satunya banyak udara masuk misalnya karena seseorang makan terlalu cepat atau mengunyah permen karet yang berakibat ingin kentut. Seperti disiarkan Livestrong.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Bekas Jerawat dengan Bawang Putih, Mengandung Enzim Merangsang Pertumbuhan Sel Kulit  

Penyebab kedua yakni microbiome menghasilkan gas saat memfermentasi serat. Ketika usus besar memecah makanan, maka menghasilkan gas seperti hidrogen, karbon dioksida, dan metana, menurut Nemours Children's Health.

Apa pun penyebabnya, gas yang tidak dilepaskan melalui sendawa akan melewati saluran pencernaan ke tujuan akhirnya yakni anus atau biasa disebut kentut.

"Kentut hanyalah melepaskan gas ini melalui anus saat tiba di rektum Anda," kata Ivanina.

Baca Juga: 8 Manfaat Mandi Pagi Bagi Kesehatan Tubuh, Dokter Saddam Ismail Menjelaskan

Lalu, apa yang terjadi bila seseorang menahan kentut? Apakah ada dampak negatifnya bagi tubuh?.

Saat menahan kentut, tubuh mengencangkan otot Sfingter Anus, yaitu otot yang yang membantu mengontrol waktu buang air besar.

Kemudian, karena gas tidak bisa kemana-mana, maka tetap terperangkap di saluran pencernaan setidaknya untuk sementara.

Baca Juga: Cara Menyembuhkan Penyakit Asam Urat Dengan Dua Bji-bijian Ampuh, Simak Penjelasan Dokter Saddam Ismail

"Jika Anda tidak mengeluarkan gas, itu tetap berada di usus," tutur Ivanina.

Tetapi, usus merupakan satu tabung panjang yang berarti satu bagian mempengaruhi yang lain. 

Oleh karena itu, gas yang tidak keluar dari dubur dapat menyebabkan gejala yang tidak diinginkan di bagian lain dari saluran pencernaan.

Baca Juga: Lato-Lato Bikin Ketagihan, Pakar Unpad: Bisa Mengurangi Ketergantungan Anak Main Gedget

Berikut dampak bagi tubuh jika menahan kentut: 

Ada berbagai akibat menahan kentut, salah satunya menyebabkan perut kembung. Ivanina menuturkan, kembung terjadi saat usus mengembang akibat gas dan memakan lebih banyak ruang di rongga perut.

Seseorang yang menahan kentut juga bisa merasa tak nyaman. Ini karena semakin usus mengembang dengan gas, maka semakin tidak nyaman rasanya. 

Baca Juga: Lato-Lato Trending, Dokter STKA: Anak Di Bawah 5 Tahun Tak Disarankan Memainkannya

Dengan semua tekanan yang terbentuk di tubuh, tidak mengherankan mengapa menahan kentut dapat menyebabkan sakit perut.

Selain itu, kentut yang terjebak dapat menemukan jalan ke paru-paru. Menurut Ivanina, beberapa gas diserap melalui dinding usus ke dalam aliran darah dan akhirnya bisa sampai ke paru-paru dan dihembuskan. 

Tetapi, ini tak berarti gas yang dikeluarkan melalui mulut berbau kentut. Di sisi lain, menahan kentut dapat menyebabkan masalah pada orang dengan kondisi langka dan berbahaya seperti obstruksi usus. 

Baca Juga: AC Mobil Tidak Dingin Saat Cuaca Panas? Begini Penyebabnya

Obstruksi terjadi ketika ada penyumbatan di saluran pencernaan yang menghalangi makanan atau kotoran yang melewati usus.

Ivanina mengatakan dengan menahan kentut, seseorang bisa meningkatkan tekanan intra-abdomen dan memperburuk distensi yang bahkan bisa mengakibatkan robekan.

Kebiasaan menahan kentut terlalu sering bisa berbahaya dalam jangka panjang, karena berpotensi menyebabkan perkembangan divertikulosis yakni adanya kantong di saluran pencernaan karena tekanan yang meningkat di usus besar dan dinding usus.

Baca Juga: Benarkah Bulu Kumis dan Cambang Tumbuh Lambat Tanda Penurunan Hormon Pria? Simak Penjelasannya!

Akan tetapi hipotesis, yang saat ini belum didukung oleh penelitian apapun.***

Editor: Aulia Nasri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x