Genjot Pertanian Tabanan, Tatap Muka dengan Wakil Bupati, Ini yang Diminta Penyuluh Pertanian

- 17 September 2021, 06:28 WIB
Penyuluh pertanian zona barat wilayah Kabupaten Tabanan yang bertatap muka dengan Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan.
Penyuluh pertanian zona barat wilayah Kabupaten Tabanan yang bertatap muka dengan Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan. /Tim Tabananbali.com

TABANAN BALI – Sejumlah tenaga penyuluh pertanian dikumpulkan di wantilan Desa adat Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Kamis 16 September 2021 pagi. Mereka dikumpulkan untuk bertemu Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan agar dapat menyampaikan sejumlah kendala, persoalan di lapangan terkait pertanian di Tabanan.

Saat bertatap muka dengan Wakil Bupati Tabanan masalah pertanian di Kabupaten Tabanan yang berjuluk lumbung berasnya Bali. Mulai dari persoalan kekurangan tenaga penyuluh pertanian yang memasuki masa pensiun.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 17 September 2021: Aries Kesuksesan Tertunda, Gemini Masa Depan Cerah

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Selemadeg Timur I Ketut Sarjawa mengaku kendala sangat sama yakni terkait harga gabah kering yang masih didominasi oleh tengkulak.

Mengenai produktivitas pertanian padi ada sebagian wilayah yang mencapai target 7 sampai 8 ton per hektar setiap kali panen. Namun ada juga beberapa wilayah juga di kecamatan Selemadeg Timur belum mencapai target tersebut.

Baca Juga: Ramalan Shio Babi, Shio Sapi dan Kambing, Jumat 17 September 2021: Hoki Dalam Perjalanan Studi

Ternyata setelah dilakukan penelitian mengapa produktivitas pertanian padi belum mencapai target. Salah satunya kekurangan PH tanah. Itu terjadi di wilayah pertanian bagian utara Selemadeg Timur.

“Kalau ada bantuan soal pupuk pertanian yang mampu meningkat PH tanah. Mungkin para petani bisa dicarikan bantuan dari pemerintah daerah. Karena itu yang diharapkan,” ujarnya.

Baca Juga: Ramalan Shio Monyet, Shio Ayam dan Anjing, Jumat 17 September 2021: Menyerah Soal Cinta

Masalah lainnya yakni terkait pertanian padi organik. Padi organik di wilayah Pertanian Selemadeg Timur sempat mengalami progress luar biasa dari luas areal tanam 10 hektar terus meningkat menjadi 40 hektar. Namun progresnya kembali turun. Lantaran sulit pemasaran dan harga pasar.

“Harga padi organik disamakan oleh tengkulak dengan harga beras biasa non organik. Jadi ini masalah baru di lapangan,” ungkapnya.

Kendala dan keluhan soal sulitnya mengendalikan harga gabah dari para tengkulak juga disampaikan oleh penyuluh-penyuluh lainnya yang ada di Kecamatan Selemadeg dan Selemadeg Barat.

Baca Juga: Ramalan Shio Macan, Shio Kelinci dan Kuda, Jumat 17 September 2021: Persahabatan Baru Tercipta

Sedangkan khusus BPP penyuluh pertanian di Kecamatan Pupuan kekurangan tenaga penyuluh. Pupuan tenaga penyuluh pertanian sebanyak 5 orang. Sementara begitu luas wilayah 14 desa sekarang.

“Idealnya sebenarnya ada 14 orang, kami mohon pa wakil jika berkenan ditambah tanga penyuluhnya,” ucap Koordinator BPP Pupuan Ketut Catur Widhi.

Baca Juga: Naluri Hati SCTV 16 September 2021: Pernikahan Pasangan Zain dan Nayla Diguncang Orang Ketiga

Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan mengatakan mengumpulkan teman-teman penyuluh pertanian yang berada di wilayah zona barat Tabanan. Yakni Kecamatan Kerambitan, Selemadeg Timur, Selemadeg, Pupuan dan Selemadeg Barat.

Baca Juga: Ikatan Cinta 16 September 2021: Andin Ungkap Sosok Ibu Kandungnya, Mama Rosa Kenal Mama Sofia

Selain untuk menyerap aspirasi dan keluhan penyuluh juga meningkat SDM penyuluh. Sekaligus menyamakan persepsi.

Penyuluh Pertanian adalah ujung tombak yang harus disamakan persepsinya sehingga mereka paham dan massif melakukan penyuluhan untuk memantau para petani agar melakukan aktivitas pertanian sesuai dengan SOP.

Baca Juga: Hati-Hati Bali United Pernah Miliki Catatan Buruk Lawan Persib, Pernah Takluk 3-0 dari Maung Bandung

Ia juga mengatakan selama pengalamannya turun kelapangan dan melakukan perbincangan dengan beberapa petani, dikatakannya permasalahan utamanya adalah mengeluh tentang pupuk, hasil dan pengairan.

Ia juga menyayangkan, khususnya petani di Tabanan sebagian besar memilih pupuk kimia dibanding dengan pupuk organik padahal pupuk organik sangat baik untuk pertanian.

Baca Juga: Update Naluri Hati SCTV 16 September 2021: Nayla Jadi Korban Orang Suruhan Agnez

“Untuk itulah kami di Pemkab Tabanan ini ingin betul-betul menyelesaikan hal itu, sehingga apa yang menjadi harapan petani masalah hasilnya itu bisa sesuai harapan. Nah ini kita lakukan cara-cara kita dengan mengedukasi para petani itu melakukan demplot-demplot. Makanya di semua subak ini, kita memilih bibit yang benar. Contohnya nanti kita kan panen di subak Klating yang sudah kita demplotkan dan kita buktikan disana nanti hasilnya,” tandasnya. ***

Editor: Aulia Nasri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah