Baca Juga: Tidak Sekedar Dijalankan, Ini Makna Upacara Otonan Bagi Bayi Berusia 210 Hari Menurut Hindu
Seperti saat ada acara pernikahan, kegiatan atau even-even tertentu pada sebuah hotel atau perusahaan, yang ditonjolkan tentu unsur seninya, bukan perlengkapannya atau unsur-unsur yang berhubungan dengan simbol-simbol kekuatan Ida Sang Hyang Widi Wasa.
Bahkan penjor di Bali juga terkadang dipasang di rumah ibadah non Hindu, tentu hal tersebut hanya untuk dekorasi dan kemeriahan semata, bukan fungsi sakralnya seperti di agama Hindu.
Fungsi atau makna penjor Galungan dalam kegiatan upacara dan Hari raya Agama Hindu di Bali berkaitan erat dengan Galungan melambangkan pertiwi bhuwana Agung dan simbol gunung yang memberikan kesejahteraan dan keselamatan.
Baca Juga: Ini Makna dan Penjelasan Padmasana Berbentuk Kursi Kosong Menurut Hindu
Lambang pertiwi digambarkan sebagai bentuk wujud naga Basuki dan Ananta Boga. Jadi Penjor di Bali berfungsi sebagai sarana perlengkapan upakara yang memiliki nilai sakral dan dalam pembuatannya harus memperhatikan unsur-unsur ataupun alat-alat yang dipakai melengkapi penjor tersebut.
Sementara itu dikutip dari berbagai sumber dan didalam lontar Tutur Dewi Tapini juga telah disebutkan bahwa setiap unsur dalam penjor melambangkan simbol-simbol suci yaitu sebagai berikut.
- Bambu sebagai vibrasi kekuatan Dewa Brahma
- Kelapa sebagai simbol vibrasi Dewa Rudra
- Kain Kuning dan Janur sebagai simbol vibrasi Dewa Sangkara
- Pala Bungkah dan Pala Gantung sebagai simbol vibrasi Dewa Wisnu
- Tebu sebagai simbol vibrasi Dewa Sambu
- Padi sebagai simbol vibrasi Dewi Sri
- Kain Putih sebagai simbol vibrasi Dewa Iswara
- Sanggah sebagai simbol vibrasi Dewa Siwa
- Upakara sebagai simbol vibrasi Dewa Sradha Siwa dan Parama Siwa.
Baca Juga: Ini Mantra Menolak Marabahaya yang Wajib Dilantunkan Saat Sembahyang Menurut Ajaran Agama Hindu
Masyarakat Hindu di Bali mengenal 2 tipe penjor: