Resiko Penularan Penyakit Akibat Patogen Dua Kali Lebih Besar Ketika Perubahan Iklim

- 9 Agustus 2022, 08:03 WIB
Cegah Wabah di Tengah Perang, WHO Imbau Ukraina Musnahkan Patogen di Laboratorium Kesehatan
Cegah Wabah di Tengah Perang, WHO Imbau Ukraina Musnahkan Patogen di Laboratorium Kesehatan /Pixabay/PIRO4D

TABANAN BALI – Penyakit patogen merupakan penyakit yang diakibatkan oleh organisme kecil yang dapat menginfeksi tubuh.

Penyakit akibat patogen dapat disebabkan oleh bermacam-macam virus, bakteri, hingga jamur dimana dapat menimbulkan penyakit yang berbeda-beda pada manusia.

Penyakit akibat patogen ditularkan ke manusia melalui berbagai media, mulai dari angin, air, interaksi kepada hewan maupun dengan sesama manusia.

Baca Juga: Obat Terbaik Untuk Kesehatan Mental, Rahasia Alam yang Mencengangkan Para Peneliti

Penyakit akibat patogen dapat diperparah ketika terjadi perubahan iklim. Dikutip Tabanan Bali dari artikel yang dipublikasikan oleh science alert, senin, 8 Agustus 2022, peneliti dari University of Hawaiʻi di Manoa dan University of Wisconsin-Madison di AS menemukan 58 persen dari penyakit akibat patogen, di beberapa titik dalam catatan sejarah, diperburuk oleh bahaya ikli. Hal ini didasarkan pada analisis literatur 375 patogen manusia.

Peneliti mengingatkan terdapat 277 potensi penyakit yang perlu diwaspadai dan berpotensi menjadi wabah di masa depan. Kemungkinan besar penyakit tersebut akan dapat menyebar melalui perubahan iklim.

Terdapat berbagai macam potensi cara penularan penyakit, Peneliti mengatakan, salah satu upaya mencegah hal tersebut adalah dengan memerangi sumber perubahan iklim secara signifikan melalui pengurangan emisi gas rumah kaca.

Baca Juga: Trend Beli Sekarang Bayar Nanti: Jebakan Utang Dalam Kemudahan Bertransaksi

Perubahan iklim yang didorong oleh manusia telah meningkatkan tingkat keparahan dan frekuensi bahaya iklim seperti gelombang panas, kebakaran hutan, dan banjir di banyak wilayah di seluruh dunia, dan sering kali membawa berbagai organisme yang lebih dekat dengan manusia.

Untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh, para peneliti melakukan penelusuran pada Google Cendekia pada ribuan artikel mengenai perubahan iklim dan penyakit menular yang diketahui berdampak pada manusia, seperti Zika, malaria, demam berdarah, influenza, dan Ebola.

Tim menemukan 3.213 contoh empiris dalam sejarah manusia di mana bahaya iklim terlibat dalam wabah penyakit menular.

Baca Juga: 5 Fakta yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Mengalami Depresi

Semua kasus ini terkait dengan 286 patogen unik, dan 277 di antaranya diperparah oleh setidaknya satu bahaya iklim.

Para penulis juga mengidentifikasi 1.006 cara di mana bahaya iklim dapat menyebabkan wabah penyakit.

Badai dan banjir misalnya, dapat menyebabkan perpindahan yang membawa manusia kontak lebih dekat dengan patogen yang terbawa air, seperti kolera.

Baca Juga: Megejutkan, Peneliti Ungkap Aktivitas Fisik yang Menurunkan Resiko Kematian

Kebakaran dan kekeringan juga dapat mendorong hewan liar yang mencari perlindungan, air atau makanan langsung ke rumah kita, serta membawa penyakit untuk ditularkan kepada manusia.

Pemanasan suhu dan curah hujan dapat memperluas jangkauan patogen, memperluas risiko penyakit yang ditularkan melalui serangga seperti penyakit Lyme, demam berdarah atau malaria.

Gelombang panas juga meningkatkan kontak kita dengan air saat kita berusaha untuk tetap tenang dan berpotensi menjadi media penularan penyakit gastroenteritis.

Baca Juga: Emas Sebagai Pilihan Investasi di Saat Gejolak Ekonomi, Simak Fakta-Faktanya Berikut Ini

Proses serupa juga terjadi di laut. Di lautan yang memanas, misalnya, ganggang dan penyakit berbahaya jauh lebih umum.

Banyak yang harus dipertimbangkan. Pandemi COVID-19 telah membuktikan bahwa semakin banyak manusia berinteraksi dengan spesies lain, semakin besar risiko penyakit baru yang menyerang manusia.

Ditambah lagi, saat lapisan es mencair, patogen purba yang diawetkan di Arktik yang dingin dapat menemukan jalan mereka ke inang yang tidak memiliki kekebalan untuk menghadapinya.

Baca Juga: 4 Tips Mendaki Gunung Bagi Wanita, Agar Aman Saat Menikmati Momen 17 Agustus di Puncak

Kemunculan patogen yang berhasil membeku dalam waktu dapat dianggap sebagai 'kotak Pandora', mengingat kumpulan patogen yang berpotensi besar terakumulasi dari waktu ke waktu dan sejauh mana patogen ini mungkin baru bagi manusia.

Mungkin juga beberapa patogen akan diperkuat oleh perubahan iklim. Di dunia yang memanas, siklus hidup penyakit menular dapat dipercepat dengan sangat baik, memungkinkan reproduksi yang lebih besar dalam waktu yang lebih singkat.

Jika patogen itu menyebar lebih baik di musim panas, maka saat musim meluas, risiko infeksi juga akan bertahan lebih lama.

Baca Juga: Suka Mendaki? Berikut 5 Gunung Rekomended Bagi Pendaki yang Ingin Merayakan Momen Kemerdekaan 17 Agustus

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa perubahan iklim membuat manusia lebih sakit. Alergi, penyakit kulit, dehidrasi, dan komplikasi kehamilan semuanya terkait dengan bahaya iklim, seperti gelombang panas, badai, atau kekeringan.

Belum diketahui jelas bagaimana tubuh manusia akan mengatasi hal tersebut, jika wabah penyakit menular menjadi lebih umum di masa depan.

Saat pertahanan sistem kekebalan kita jatuh, musuh kita tampaknya menguat, dan kita tidak punya waktu untuk melawan mereka semua.***

 

Editor: Aulia Nasri

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah