Piutang Pajak Sampai Rp 55 Miliar, Tabanan Bebaskan Denda dan Bunga Pajak PBB-P2

2 Juni 2021, 20:13 WIB
Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan didampingi Kepala Bakueda Tabanan usai sosialisasi penghapusan denda dan bunga pajak di Kantor Camat Marga, Tabanan /Genta Sugiwa/Tim tabananbali.com

TABANANBALI.COM - Pemkab Tabanan kini telah mengeluarkan kebijakan menghapus denda dan bunga Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) untuk tahun 2021. Kebijakan tersebut ditempuh setelah mengetahui target pajak PBB-P2 tahun 2020 lalu belum terpenuhi. Disamping terus membengkaknya jumlah piutang pajak PBB-P2 yang mencapai miliaran rupiah.

Memaksimalkan penghapusan denda dan bunga pajak. Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan bersama Kepala Bakeuda Tabanan I Dewa Sri Budiarti turun langsung mensosialisasikan kepada masyarakat.

Baca Juga: Update! Bareskrim Polri Periksa Vendor BPJS Kesehatan Soal Kasus Dugaan Kebocoran 279 Juta Data

I Made Edi Wirawan didampingi Kepala Bakueda Tabanan usai sosialisasi penghapusan denda dan bunga pajak di Kantor Camat Marga, Tabanan mengaku ikut turun ke lapangan mengajak OPD terkait seperti  Bakeuda dan Dinas Pertanian untuk mensosialisasikan penghapusan denda pajak dan bunga sesuai dengan kebijakan yang dibuat Jaya-Wira.

“Saya ikut turun memotivasi masyarakat supaya bisa membayar pajak dengan baik dan mengajak perbekel mengedukasi masyarakat melakukan pembenahan di SPPT,” ujarnya, Rabu 2 Mei 2021.

Dari hasil dari penelusuran di lapangan, ternyata banyak ditemukan kesalahan SPPT dari sertifikat kepemilikan. Seperti contoh, di sertifikat tertera memiliki luas tanah 50 are, namun di SPPT muncul 57 are. Hal tersebut yang menyebabkan banyak masyarakat yang tidak mau membayar pajak mereka.

Baca Juga: Seorang Warga di Selemadeg Tabanan Bali Alami Luka Parah Usai Dikeroyok Tiga Orang. Begini Kronologisnya

Terlebih lagi, kata Wabup Edi Wirawan hasil koordinasi di Bakeuda ada piutang pajak PBB-P2 tercatat Rp 55 miliar. Apakah piutang pajak ini ada subjek dan objeknya.

“Nah jumlah ini tidak jelas kenapa jadi piutang. Dan penyebaran dari SPPT di tahun 2020 hanya tersentuh 60 persen, 40 persen ini apa piutang (55 miliar) itu, apa disebabkan karena tidak ada subyek dan obyeknya. Karena kalau terus menjadi piutang saja bagaimana kita mengetahui riil dari APBD. Karena PAD ini kan dari situ (PBB P2),” bebernya.

Piutang pajak ini sebelumnya memang sudah ada semenjak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di tahun 2012 menyerahkan pengelolaan PBB P2 ke Pemkab Tabanan. Tercatat di Bakeuda sebelumnya ada piutang pajak sebesar Rp 48 miliar, namun perlahan malah membengkak hingga saat ini menjadi Rp 55 miliar.

Baca Juga: Ini Daftar 5 Pemain Calon Peraih Sepatu Emas EURO 2020. Cristiano Ronaldo Segera Catat Rekor Baru!

Piutung inilah yang akan ditelusuri apakah piutung ini ada subyek dan obyeknya. Sebab dari temuan dilapangan banyak ditemukan adanya kesalahan di SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Piutang) dari kepemilikan sertifikat. 

Dengan kondisi itulah Jaya-Wira ingin mendengar dan melihat langsung permasalahan yang terjadi. Terutama untuk menelusuri piutang yang masih dianggap semua ini karena subyek dan obyeknya belum akurat. “Jadi dari hasil sosialisasi di 9 kecamatan, disimpulkan bahwa memang banyak ditemukan SPPT tak sesuai dengan wajib pajak itu sendiri. Untuk itu inilah yang harus dibenahi,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Bakeuda Tabanan I Dewa Sri Budiarti menambahkan, piutang SPPT ini merupakan akumulasi dari 2012 lalu hingga kini. Jumlah piutang tersebut sudah mencapai Rp 55 miliar. 

Baca Juga: Taman Satwa Tabanan Wildlife Park Resmi Dibuka, Berikut Koleksi Satwanya

Diakui, sejak program pembebasan denda PBB-P2 digulirkan, hingga saat ini sejumlah wajib pajak sudah mulai melakukan pembayaran dengan persentase mencapai 10,62 persen dari total 216 ribu SPPT.

“Harapan kami program ini akan membuat masyarakat atau perbekel greget membantu dalam penyebaran SPPT dan lanjut pembayaran dari pajak tersebut, mengingat sudah ada kemudahan bagi wajib pajak berupa pembebasan denda saat ini,” pungkasnya.

Editor: Aulia Nasri

Tags

Terkini

Terpopuler