Sebelum terjun sebagai petani bunga sedap malam. Puspa mengaku dulunya dia adalah buruh bangunan yang terkena dampak pandemik Covid-19.
"Dulu kerja sebagai buruh bangunan. Tetapi karena pandemik Covid-19, kerjaan jadi buruh tidak menghasilkan seperti sebelum pandemik," ujar Puspa.
Lalu ada seorang kerabat yang menyarankan Puspa untuk mengelola sekitar enam are lahan pertanian miliknya di Kecamatan Penebel untuk ditanami bunga sedap malam.
"Jadi saya tanam dari umbi untuk jadi bibit bunga sedap malam," katanya.
Enam bulan menekuni pembibitan bunga sedap malam, Puspa sudah bisa memproduksi umbi sendiri. Awalnya Puspa membeli umbi (bibit) bunga sedap malam dari daerah Jawa Tmur.
Dengan harganya Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu per biji. Umbi tersebut lalu ditanam di lahan yang sudah dibuat berpetak-petak. Satu petaknya memerlukan sekitar 40 umbi.
Kata Puspa, butuh waktu tiga bulan umbi tersebut tumbuh menjadi bibit bunga sedap malam dan siap dijual.