Harga Babi Kiriman Keluar Bali Anjlok, PHMI Tuding Ada Oknum Perusahaan Besar Bermain

- 16 Juni 2022, 09:01 WIB
Ilustrasi peternakan babi Bali yang dikirim keluar Bali
Ilustrasi peternakan babi Bali yang dikirim keluar Bali /Pixabay/

Baca Juga: Jokowi Arahkan Tarif Ticket Candi Borobudur Agar Tak Jadi Naik, Wisatawan Rp50 Ribu, Pelajar Rp5 Ribu

Kondisi ini membuat peternak resah dan kelimpungan, karena tidak sesuai dengan pengeluaran biaya operasional dan kos pengiriman juga dengan biaya pakan peternak harga babi sekarang.

“Kami melihat di sini ada oknum pembeli yang bermain yang ingin merusak peternak lokal mandiri. Dan juga perusahaan besar yang bermain. Kemudian dijual dengan harga yang sangat murah. Ini membuat rugi. Kami berharap ada tindakan dari aparatur hukum dan pemerintah,” terangnya, Rabu (16/6).

Deyon menegaskan pihaknya di organisasi PHMI sejatinya ingin melindungi peternak babi lokal. Karena pihaknya memiliki moto “Peternak Hebat Menolak Punah”, yang dimana menjaga stabilnya harga babi tidak jatuh.

Baca Juga: Jokowi Arahkan Tarif Ticket Candi Borobudur Agar Tak Jadi Naik, Wisatawan Rp50 Ribu, Pelajar Rp5 Ribu

Baca Juga: Surat Cinta Nabila Ishma Bersimpuh Depan Keranda Merelakan Eril, Membuat Pilu Netizen yang Melihat

Jika melihat kondisi yang ada sebenarnya harga babi stabil saat ini, mengingat kebutuhan babi luar Bali besar dan populasi babi yang kecil. Ini terjadi karena banyak faktor populasi babi Bali yang menipis, mulai dari kasus ASF. Kemudian saat ini, babi Bali masih belum pulih. Ditambah kasus PMK yang dimana pembatasan hingga distop lalu lintas menyebrang hewan dari Gilimanuk menuju Ketapang.

Apalagi suplai babi menuju Jakarta hanya mengandalkan suplai dari wilayah Bali mencapai 80 hingga 90 persen.

“Seharusnya saat ini kita dapat memberikan harga cukup bagus. Bukan lagi Rp 45 ribu. Tapi Rp 50 ribu per kilogram hidup. Karena apa? Semua pasokan babi terutama di Jakarta hanya dari Bali. Tidak ada dari tempat lain (daerah lain gagal panen),” jelasnya.

Menurut Deyon, hal inilah yang kemudian membuat pihaknya menuding ada permainan oknum yang membeli dan menjual harga jauh dari standar (mempermainkan harga). Kenapa harga turun saat ini.

Halaman:

Editor: Genta Sugiwa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah