Cara Menunaikan Ibadah Salat di Tengah Hutan Belantara Menurut Buya Yahya

- 28 November 2021, 14:39 WIB
Ilustrasi salat
Ilustrasi salat / /Freepik/Jcomp/

TABANAN BALI – Menunaikan Ibadah salat merupakan kewajiban bagi umat muslim dimanapun berada.

Ibadah salat harus dikerjakan meskipun tengah berada di dalam hutan belantara sekalipun.

Namun pada umumnya, seseorang malas melakukan Ibadah salat lantaran kekurangan sarana untuk bersuci seperti air misalnya.

Baca Juga: Serial Layangan Putus Dibintangi Reza Rahadian dan Putri Marino, Film Tentang Pelakor

Namun jika sedang melakukan aktifitas seperti camping, naik motor trail atau aktifitas pendakian lainnya maka cara beribadah khususnya Ibadah salat bisa dilakukan dengan cara seperti ini.

Jika sedang melakukan aktifitas di tengah hutan belantara seperti melakukan ofroad atau mengedarai sepeda motor milsanya bisa mengikuti tuntutan berikut ini.

Lantas apakah boleh menjama salat di rumah sebelum berangkat melakukan kegiatan di hutan belantara karena susahnya menentukan arah kiblat di tengah hutan terlebih lagi saat ofroad atau memakai kendaraan trail? 

Baca Juga: Rumor Pelatih Manchester United Semakin Kuat, Mauricio Pochettino : Ini Pertanda Baik

Dikutip Tabananbali.com dari laman YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menerangkan bahwa mempunyai hobi trail adalah suatu yang mubah (boleh).

“Hobi trail adalah hobi yang boleh-boleh saja, namun sebaiknya jangan sampai meninggalkan sholat karena hobi,” tutur Buya Yahya dalam video yang diunggah pada, 22 November 2021.

Maka ketika mau trail dan ingin menjama’ dan mengqosor sholat boleh-boleh saja asalkan tujuan trail mencukupi syarat dibolehkan jama’ qosor.

Baca Juga: Sinopsis Drakor Jirisan Episode 12, Kang Hyun Joo Temukan Bukti Baru dan Banjir Bandang 1995 Kembali Terjadi

“Jika trail di tempat yang jauh melebihi 80 km, maka boleh menjama’ sholat dan qosor, selama bukan bepergian dalam hal maksiat,” tutur Buya Yahya.

Dan ketika kurang dari 80 km, maka hendaknya tetap melaksanakan Ibadah salat walaupun di tempat trail tersebut.

“Jika kurang 80 km tetap sholat seperti biasa, dan tidak mengapa sholat dengan pakaian yang terkena lumpur setelah trail,” tutur Buya Yahya.

Baca Juga: Menpan-RB Keluarkan SE, ASN Dilarang Keluar Daerah dan Cuti dari 24 Desember 2021 Sampai 2 Januari 2022

Karena sejatinya lumpur adalah suci, selama tidak ada kotoran hewan yang jelas ada di atas lumpur.

“Pakaian terkena lumpur saat trail tetap pakai untuk Ibadah salat, kecuali jika kena dengan lumpur yang campur dengan kotoran sapi, baru najis,” tutur Buya Yahya

Dan ketika berada di tengah hutan belantara sehingga tidak mengetahui arah kiblat karena berada di tempat yang asing, maka tetap harus melaksanan Ibadah salat.

Baca Juga: Ini Daftar Hari Baik (Dewasa Ayu) Untuk Membangun Menurut Hindu di Bulan Januari 2022

“Jika tidak tau arah kiblat saat trail di hutan karena berada di tempat asing dan tidak ada kompas, maka boleh kira-kira, yang penting tetap salat,” tutur Beliau

Selain mengetahui arah kiblat, ketika trail juga hendaknya bisa whudu’ dengan segelas air jika airnya terbatas saat ditengah hutan.

“Boleh whudu’ pakai air segelas air dengan botol kemasan, cukup sekali basuhan jika airnya Cuma segelas, karena satu kali basuhan yang wajib,” tutur Buya Yahya. ***

Editor: Aulia Nasri

Sumber: Al-Bahjah TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah