8 Tahun Krisis Kemanusiaan di Donbass Menjadi Penyebab Utama Rusia Invasi Ukraina

- 30 Maret 2022, 10:00 WIB
Rusia telah menjatuhkan pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan jet Sukhoi Su-24 di langit Kyiv yang digunakan oleh Ukraina dalam perlawanan udara.
Rusia telah menjatuhkan pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan jet Sukhoi Su-24 di langit Kyiv yang digunakan oleh Ukraina dalam perlawanan udara. /PIXABAY/robertwaghorn/

TABANAN BALI - Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia Mengatakan bahwa krisis kemanusiaan paling mengerikan yang berlangsung selama delapan tahun mendahului dimulainya operasi militer khusus iyalah di Donbass.

Sebagaimana dikutip Tabanan bali.com dari TASS pada Sabtu 26 Maret 2022, bencana kemanusiaan di Donbass selama 8 tahun adalah penyebab Rusia mengambil tindakan militer khusus atas Ukraina.

"Operasi militer khusus di Ukraina, yang mengejar tujuan dan sasaran tertentu, didahului oleh periode delapan tahun bencana kemanusiaan yang parah di Donbass, ketika hak asasi manusia lebih dari 6,5 juta orang telah dilanggar dan lebih dari 14.500 orang terbunuh," kata Mizintsev.

Baca Juga: One Piece 1044: Refrensi Dunia Nyata Kekuatan Nika Milik Luffy dari 2 Negara Ini

Banyak fasilitas yang rusak karena krisis di Donbass selama delapan tahun diantaranya bangunan tempat tinggal, lembaga pendidikan, rumah sakit, dan fasilitas vital lainnya.

"Sebagai akibat dari penembakan hampir setiap hari oleh Angkatan Bersenjata Ukraina dan batalyon nasionalis, 4.115 fasilitas dasar hancur dan 55.310 lainnya rusak. Di antaranya adalah bangunan tempat tinggal, lembaga pendidikan, rumah sakit, dan fasilitas vital lainnya." kata Mizintsev.

Bahkan selama 8 tahun terakhir Ukraina mengakibatkan banyak kehancuran infrastruktur di Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.

Baca Juga: Sah! Dua Tersangka LPD Belumbang Dijebloskan ke Bui

"Selama delapan tahun itu, penggunaan senjata berat oleh Ukraina mengakibatkan kehancuran total 19,5% infrastruktur di Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk dan kerusakan yang cukup besar hingga 37%," kata Mizintsev.

Jenderal itu juga mengatakan bahwa "Dari April 2014 hingga Februari 2022, 1.451.304 pengungsi terpaksa pindah ke Federasi Rusia sendirian."

“Eskalasi situasi dan intensitas penembakan Donbass yang lebih tinggi pada 18-23 Februari 2022 mendorong peningkatan tajam dalam jumlah pengungsi. Selama enam hari itu, 106.946 orang menyeberang ke Rusia. Sisa bagian dari populasi, yang adalah 3.600.940 warga sipil, termasuk orang tua, anak-anak, wanita dan warga yang rentan secara sosial, masih tinggal di ruang bawah tanah di bawah penembakan harian tanpa kebutuhan dasar hidup - tanpa air, pemanas, listrik, makanan dan obat-obatan," kata Mizintsev.

Baca Juga: 4 Daftar Nama Striker Asing yang Dirumorkan Bakal Ramaikan Bursa Transfer Liga 1 Indonesia Musim Depan

Bungkamnya Barat atas krisis Donbass selama 8 tahun

Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia menunjukkan bahwa selama periode itu, yang jauh lebih lama daripada Perang Dunia Kedua, "setiap hari biasanya menimbulkan banyak korban."

"Namun demikian, negara-negara yang disebut Barat beradab, dipimpin oleh Amerika Serikat, akan dengan sengaja membungkam ini, menunjukkan ketidakpedulian total terhadap nasib jutaan penduduk Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk," lanjutnya.

Baca Juga: Arema FC Mulai Incar Sejumlah Pemain Timnas Untuk Bursa Transfer Musim Depan, Ini Daftar Namanya

"Operasi militer khusus dimulai setelah krisis kemanusiaan yang paling mengerikan di Donbass," kata Mizintsev.***

 

 

 

Editor: Aulia Nasri

Sumber: TASS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah