Diharapkan Jadi Fasilitator Moderasi Beragama, DHI Gelar Rakernas Pertama

- 15 Januari 2022, 19:52 WIB
Direktur Pendidikan Hindu, I Gusti Made Sunartha, S.Ag., MM saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Dosen Hindu Indonesia (DHI) dan Dharma Yatra ke Beberapa Pura Besar di Bali, Sabtu 15 Januari 2022.
Direktur Pendidikan Hindu, I Gusti Made Sunartha, S.Ag., MM saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Dosen Hindu Indonesia (DHI) dan Dharma Yatra ke Beberapa Pura Besar di Bali, Sabtu 15 Januari 2022. /Dokumentasi DHI Bali

TABANAN BALI - Perkumpulan Dosen Hindu Indonesia (DHI) didorong mampu sebagai fasilitator dalam ranah kajian akademik, sehingga dapat memperkuat pemahaman akan nilai-nilai moderasi beragama yang memang digaungkan oleh Kementerian Agama.

Hal itu merupakan salah satu poin penting yang disampaikan langsung oleh Direktur Pendidikan Hindu, I Gusti Made Sunartha, S.Ag., MM saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Dosen Hindu Indonesia (DHI) dan Dharma Yatra ke Beberapa Pura Besar di Bali, Sabtu 15 Januari 2022.

Dalam sambutan dari Plt Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI tersebut, sangat mengapresiasi terselenggaranya Rakernas yang dilaksanakan pertama kali tersebut.

DHI diharapkan dapat memberikan manfaat dalam berbagai bidang, utamanya proses pendidikan dan pembelajaran terhadap masalah, khususnya kajian ilmiah dalam realita sosial keagamaan. Selanjutnya sebagai diskusi ilmiah, dengan mengkaji ulang persoalan-persoalan yang telah ada.

"Yang ketiga membangun atau meneguhkan semangat think globally act locally and respect to pluralrity dengan mengangkat aspek kearifan lokal menyangkut keberagaman yang dikaitkan dengan konteks global dan pluralisme," ujar Direktur Sunartha membacakan sambutan.

Baca Juga: Ini Daftar Hari Baik (Dewasa Ayu) Untuk Aneka Usaha Menurut Hindu di Bulan Januari 2022

Lebih lanjut dikatakan akhir-akhir ini Kementerian Agama aktif mempromosikan pengarusutamaan moderasi beragama dan literasi beragama dengan menguatkan komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, serta penerimaan terhadap tradisi.

Hanya saja tidak bisa ditampik terjadi beberapa kasus menyangkut keagamaan.

"Di sini kami rasa peran serta DHI melakukan sebuah kajian ilmiah untuk dapat memberikan argumentasi yang logis, agar masyarakat dapat memahami kontekstualisasi ajaran agama yang dituangkan dalam ekspresi beragama, khususnya dalam sistem ritus atau ritual keagamaan," lanjutnya.

Halaman:

Editor: Fredja Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah